Minggu, 05 Februari 2012

Four Days


Dua malam menjelang natal, handphone Samsungku mendadak lenyap
Aku meninggalkannya sebentar untuk mencuci muka setelah seharian menutup mata,
Bingung,
Tapi mencurigakan,
Berhari hari aku tlah curiga, aku tahu
Aku tak peduli,karna aku tahu dia akan kembali,
Kembali kututup mataku
22jam sudah aku tidur hari itu..

#Day 1
Esoknya,
Suara itu, suara yang tak asing membangunkanku,
Terdengar suara itu dari luar kamar petak yang kuhuni selama 1 bulan lebih,
Mencurigakan,
Lagi,
Siapa peduli apa yang terjadi nanti..
Kembali aku terlelap,

Ah, suara itu lagi, membangunkanku,
Pintu itu terbuka,
Aku masih tidak peduli
Kurasakan sebuah coretan di pipi sebelah kananku
Aku mengelak,
Lagi dan lagi,
Aku muak, mendongak pada orang yang mencoretku,
Aku terhentak,
Itu  kamu…
Kamu yang aku yakin tak mungkin ada disini,
Dihadapku saat itu..
Aku masih tak percaya,
Sungguh.

Aku berlari, masih tak percaya,
Di dalam kamar mandi, aku terdiam
Aku beku, kucubit kulitku berkali kali dan itu sakit,
Ini bukan mimpi,
Segera kubasuh mukaku, membersihkan mulutku sekenanya
Aku gugup,
Keluar dari tempat itu,
Aku tak menemuinya,
Aku salah tingkah di depan kamar mandi,
Bodoh,
Kudengar langkahmu,
Jantungku hampir jatuh,
Sekali lagi,
Aku memelukmu
Aku rindu,
Sekaligus marah,
Juga bahagia,
:’)

Tersadar 6 pasang mata plus satu kamera merekamnya,
Aku melepasmu,
Aku ingin lebih lama…
Aku masih takpercaya, kamu,di depanku

Kutepati janjiku,
Makan sayur bila kau datang,
Huh rasanya ingin kupotong lidahku,
Ini neraka, pikirku

Kulihat kau terlelap, capek
Setelah menempuh perjalanan seharian,
Aku teringat sebuah rekaman yang kau tunjukkan padaku pagi itu,
Kucari headsetku dan kudengar,
Dan kalau tidak salah seperti ini,

“Kawan, masih ingatkah kau dengan V-Nom,
Tempat dimana kita berkenalan,
Dan disitulah kita memulai kisah,
Awal indah kita lalui bersama,
Hingga dia membuat masalah,
Kenapa kau tak bisa mempercayaiku??
Kau memilih berada di genggamannya,
Kau seperti robot,
Robot yang siap bekerja untuk majikannya kapan saja
Kebencian merasukiku
Tak pernah ku anggap kau ada
Sampai kapan, sampai kapan keadaan ini berlangsung??
Ingatkah apa yang telah kau lakukan??
Semua perbuatanmu dan dia membuatku enggan sekolah,
Inikah yang kau inginkan??
Menghasutku, meremehkanku, menghinaku, semuanya tak bisa kulupakan,
Saat kita berpisah di kelas sepuluh,
Aku merasa nyaman meski harus sekelas dengan dia,
Berpikir kalian takkan membuatku tertekan lagi,
Ternyata pikiranku salah,
Diam-diam kalian masih membenciku, menghinaku,
Kutahan semua ini dalam tangis malam,
Saintrow,
Awalnya aku merasa sama saja berada disini,
Itu semua karena ada KAMU dan DIA, tetap saja sikapku anti terhadapmu,
Aku tak mau mendekat, aku takut akan tersakiti lebih jauh,
Hingga kita disatukan oleh kurawa,
Ingatkah saat kau menginginkan minuman jahat itu?
Saat kau menginginkan asap pembunuh itu?
Semua keluh kesahmu kau katakana padaku,
Kenapa tidak kau katakan pada kawan-kawanmu?
Karna kau mendekatiku, kau dijauhi kawan-kawanmu,
Kau tlah mengambil resikonya,
Hasutan, hinaan dan gossip negatif mereka lontarkan,
Kau tau aku buruk, tapi kau tetap memberiku semangat,
Sampai pada saat perpisahan, terucaplah kata SAHABAT,
Sekarang kita dalam tempat yang berbeda, waktu yang berbeda,
Dan keadaan yang berbeda,
Kita berjanji akan saling memberikan masukan, semangat dan support,
Dan sampai kapanpun kita tetaplah SAHABAT…”

Air mataku perlahan meleleh,
Hatiku sesak, aku tak menyangka
Semua kebodohanku waktu itu menyiksamu,
Aku tak bisa berkata,
Hanya luapan air mataku yang bicara, menyesali semuanya.
Dan aku sadar, kau begitu berharga dalam hidupku
Takkan kubiarkan kamu merasa sakit seperti waktu itu,
Aku berjanji..

Aku mengajakmu melihat sunset,
Namun gagal,
Kita terlambat,
Tahukah hatiku saat itu?
Aku menyesal

Malam itu malam natal,
Kita ke pantai Kuta
Berjalan menyusuri jalan disana
Aku bahagia,

Aku sangat ingat, saat berjalan kembali melewati bibir pantai,
Aku mengatakan tentang keajaiban pantai,
Kamu berdoa di malam itu, entah apa doamu..
Kita mulai kembali berjalan,
Kamu memintaku memegang tanganmu,
Jujur aku gugup,
Indaah,


#Day 2
Sunset di pantai Sanur,
Inginku pagi itu,
Tapi kulihat kammu lelah, kuurungkan niatku,
Kuantar kamu pulang, istirahat…
Kulihat kamu terlelap  sangat capek…
aku tak bisa pejamkan mata

Kamu mengajakku mencari cidera mata untuk ibumu,
Cuaca saat itu sungguh terik,
Bingung hendak kemana,aku berjalan terus menuju Batu Bulan
Teringat aku pernah berkata padanya,
Aku akan pergi ke Batur ke bukit Kintamani bersama kamu dan Reno motorku.
Kulakukan perkataanku, walau bukan janji,
Mendung mulai menyelimuti langit,
Dingin
Aku mulai resah, takut mengecewakanmu
Panorama indah menyambut kami disana,
Sejenak senyummu mengembang,
Hingga kemudian kamu tertarik mengunjungi kuburan Trunyan.
Jujur saat itu aku ragu,
Berpikir antara uang dan kesempatan,
Demi kamu, aku setuju..

Jalan sempit, berliku, berlubang, hancur, kulewati .
Resah,
Lagi lagi demi senyummu,
Perlahan rintik hujan menyambut,
Semakin tumpah air langit, membuat kita basah kuyup,
Perahu dayung sedikit melindungi dari serbuan hujan,
Aku bersyukur waktu itu hujan,
Kamu tak bisa melihatku menangis,
Perih melihat liburanmu mengecewakan,
Ingin kuucap maaf, tapi semuanya beku,
Kusimpan semua hingga petang,
Kutumpahkan tangisku kepada temanku,
Aku sungguh bodoh..

Day #3
Bersantai, berkumpul berlima menikmati hari,
Yap hari yang mendung dan kembali hujan,
Namun, perlahan alam mendengardoaku,
“Tuhan semoga hari ini cerah”
Senyumku tak terbendung,
Sunset yang tertunda harus aku dapat hari itu,
Dan I got it :D
Sekaligus penyesalan terlahir karenanya,
Maaf, lagi,
Aku tak bisa menjaganya,
Aku sungguh bodoh, membiarkan para pria itu memegangmu,
Dan apa yang kulakukan,
Aku hanya diam, diam dan tak berbuat apapun,
Sampai saat ini aku menyesal.. arrrrrghh

Day #4
Hari terakhir,
Yaa, kamu pulang, kembali ke tempatmu seharusnya,
Dan aku tidak akan membiarkanmu sendiri,
Aku mengantarmu pulang,
Oleh-oleh, tiket dan barang bawaan telah rapi,
Tinggal menunggu temanku datang
Sejenak kami berlima berkumpul,
Dan sampai waktunya kita berdua akan berangkat,
Tiba-tiba, tercetuslah ide ketiga temanku untuk ikut pulang bersama kami berdua,
Shock, tak percaya,
Tapi nyata,
Dan berangkatlah kita berlima menuju Malang,
Saat duduk disampingmu itulah yang aku ingin 3tahun lalu
Tak akan kulupa setiap detik yang kulalui bersamamu saat itu,
Empat hari yang begitu singkat,
Dan semoga itu mengesankan,
Walau bagiku waktu singkat itu mengecewakan,
Aku hanya bisa berharap, Sahabatku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar