Kamis, 28 November 2013

Rubbish!!

Dua hari lagi November berakhir.
Sedikit flashback ke November tahun lalu, dimana seseorang mengatakan dia menemukan cintanya.
Aku.
tapi endingnya bullshit!! katanya cinta tapi .... Ah sudahlah ... *ini curhat*
Dan November ini, seperti dejavu sesorang yang lain datang.
Entahlah, aku bingung.
Inilah aku, yang terjebak dalam rasa.
Inilah aku yang tak tahu siapa aku sebenarnya.
Ketika tanya meracuniku, mendesakku menemukan siapa aku, dalan hati aku teriak "Aku Benci Diriku"
Demi apapun aku membenci diriku.

Kembali ke November, tak spesial.
Enggan meninggalkannya, karena sebentar lagi Desember.
Oh damn!!
I love December, but I hate it too.


Haha, intinya dari tulisan ini "AKU BOSEN"
Aku benciii semuanya, entah aku bencii....

dari pada bosen, aku share foto-foto pacarku deh :
Salam dari Bikini Bottom

Devil Patrick

Sleepin' Patrick

Soccer Patrick

Drumer Patrick

Drooling Patrick

Driver Licence Patrick

Awesome Patrick

Ma Boy

Baby Patrick
Rock House Patrick

Patrick' Army
Yuppps itu dia pacarkuuu, cakep khaan?? :p

Selasa, 19 November 2013

Kamu

Semoga, seseorang membaca ini. seseorang yang masih melekat erat di dalam sini, hati.
Kupikir dengan pergi aku bisa melupakannya.
Kupikir dengan menjauh darinya aku dan dia tenang.
Kupikir dengan tidak menghubunginya aku tak mengganggunya lagi.
Tapi tahukah bahwa itu sesak.
Tahukah bahwa semua itu menghantui setiap detikku.
Bahwa semua yang kulakukan itu hanya menyakiti diriku sendiri.
Aku hanya merasa sakit tanpa tahu apa yang membuatnya perih.
Aku hanya merasa aku merindukan seseorang tanpa pernah tahu apakah ia melakukan hal yang sama.
Kali ini aku tahu, mengapa ini perih.
Mengapa ini menyiksa.
Dan mengapa ini menghantuiku?
Aku tahu, ini Cinta kata orang.
Tapi aku teriak, "aku sudah tak mencintainya".
Aku merasakan sakit luar biasa ketika kata-kata itu benar-benar keluar dari mulutku.
Sekian lama aku tetap takut dengan bayangku sendiri.
Aku dengan gelapnya langkahku, tak pernah berani melangkah.
Sudah hampir satu tahun aku benar-benar menyembunyikan semuanya.
Aku sembunyi dari sakit yang kurasa, sembunyi dibalik senyum, tawa dan kepalsuan lainnya.
Entahlah, kamu sudah pergi, semuanya yang coba kutinggalkan telah pergi.
Dan aku terjebak dalam rencanaku sendiri.
Aku terjebak dalam rasa yang telah kau biasakan.
Dengarkan,
Aku mencintaimu tanpa alasan.
Dari awalpun aku tak tahu kenapa aku begitu sayang.
Aku tak tahu, yang aku tahu aku pengen sama kamu. tanpa alasan.
Aku tahu, aku kurang dalam hal apapun.
Aku rela jadi apapun yang kamu mau, asal sama kamu aku mau.
Aku tahu cinta ini takkan bisa, selamanya takkan bisa.
Tapi hatiku tak bisa selamanya berbohong.
Bila cinta ini memang tak pernah halal, kenapa Tuhan masih saja tanamkan kamu didalam sini?
Kamu, aku merindukanmu.
Aku ingin berteriak, aku merindukanmu. cukup.
Aku tahu ini terlambat.
Semua terlambat.
Aku hanya ingin kamu tahu.
Aku hanya ingin tahu kamu.
Maaf. Aku sungguh meminta maaf.
Maaf, AKU MENCINTAIMU.

Kamu.

Rabu, 11 September 2013

Thanks!!!

Thanks!!!
Sederhana, tapi susah diucapkan dengan tulus. Kata yang bermakna besar untuk suatu hubungan horizontal antar manusia. Terkadang, kita lupa mengatakan terima kasih atas secuil kebaikan yang diberikan oleh orang lain atau menganggapnya itu hanya formalitas kemanusiaan tanpa didasari rasa tulus maupun ikhlas. Coba bayangkan, bagaimana bila terima kasih itu dapat sedikit menghapus dosa yang kita perbuat dengan orang lain? Manfaat terima kasih itupun akan balik ke kita sendiri secara disadari maupun tidak. “Terima Kasih” itu bukan kata kotor kok, juga nggak dosa bila tulus mengatakannya.

Kali ini aku ingin berterima kasih sebesar-besarnya atas segala yang telah diberikan padaku secara sengaja, tak sengaja. Ikhlas maupun tidak ikhlas, yang jelas berkat semuanya aku bisa menjadi pribadi yang seperti sekarang ini.

  •           Pertama, tentu saja aku berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT yang telah memberikan nyawa pada segumpal tanah yang tak berguna ini. Terima kasih Tuhan atas segalanya. Kau segalanya. Nikmat yang tak pernah berhenti untukku.
  •           Terimakasih untuk Nabi junjungan kita semua, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa agama Islam yang indah dan mengajarkan kami ajaran yang benar.
  •           Terimakasih untuk ibu ku yang mulia sekali mengandungku selama 9 bulan, melahirkan ku dengan taruhan nyawanya dan telah menjadi super mom yang mungkin kadang menjadi monster yang menyebalkan. But I love you soooo muuuuchhh!!!!
  •           Terimakasih untuk papah (cieh papah) terhebat sedunia. Speechless untukmu bapak, yang jelas thanks a lot for everything. Meski kadang masih peliiiiiiit, aku tahu itu semua demi kebaikanku.
  •           Terimakasih buat my older sister, tanpa kamu kakak aku nggak bisa jadi perempuan, tanpa kesabaranmu aku nggak akan menang. Tapi terkadang ke sok tahu an mu itu menyebalkan sekali, aku sayang kamu sist!!!
  •           Thanks my little brother, you’re my enemy forever, but thanks telah menjadi partner yang unyu-unyu. Haha
  •           Terimakasih buat keluargaku, pakdhe, budhe, tante, om, ponakan-ponakan, kalian mengajarkan aku ehm apa yaa? Kelicikan. Atau mungkin saja mengajarkan EGO.
  •           Terimakasih untuk Keluarga Soedarmadi yang sampai detik ini menjadi orang tua asuhku, terima kasih atas waktu kalian untuk mengasuhku waktu kecil. Tanpa kalian mungkin aku sudah terbuang entah kemana. Walaupun Mbak Onik pernah menjatuhkanku dari ketinggian satu meter an, tapi untung saja otakku masih bekerja dengan baik.
  •           Terimakasih buat mbak sebut saja Mawar yang pernah menculikku dulu dan terimakasih buat mas eh mbak banci yang menyelamatkanku dari tragedy penculikan itu, terimakasih banyaaaak.
  •           Terimakasih untuk orang tua angkatku , sebut saja Lek Ngadiyem aku manggilnya gitu sih.
  •           Terimakasih buat teman-teman masa kecilku, Dimas, Fibri, Nindy, Ida, Ilham, Dian, Fia, Ekik, kalian mengajarkanku apa itu petualangan, apa itu persahabatan. Iya persahabatan masa kecil yang indah, nggak ada cinta-cintaan, apalagi galau-galauan. Haha.
  •           Terimakasih buat Rama ku, entahlah seharusnya bukan terima kasih yang harus kuucapkan padamu, tapi permintaan maaf telah menghilangkan nyawamu. L tapi terima kasih pernah menjadi bagian cerita hidupku. RIP Rama!!
  •           Terimakasih untuk musuh bebuyutanku di TK, Ari. Terimakasih telah membuatku semakin kuat atas pem-bully-anmu.
  •           Terimakasih Bu Sus, dan guru-guru lain atas tumpahan ilmunya selama di TK Adyaksa IX.
  •           Terimakasih untuk teman sebanggu abadiku di SD, Putri Dayu Santika, haha aku masih ingat kegilaan apa saja yang pernah kita perbuat selama sebangku denganmu kawan.
  •           Terimakasih untuk sahabat-sahabat SDku ; Saro, Novi, Elen, Nina, Syeba dan semuanya, terimakasiiiiih atas pengalaman hidup selama enam tahun.
  •           Terimakasih tidak lupa untuk guru-guru SD, Bu Kar, Bu Bandiyah, Bu Endang, Bu Yun, Bu Sri, Pak Bambang, Pak Narsi, Pak Dwi dan lainnya aku lupa, hehe, makasiii banyak pokoknya atas ilmu kalian.
  •           Terimakasih Danang dan keluarga, pernah menjadi pacar (?) dimana aku nggak tahu pacar itu apa dan orang tuamu telah menganggapku menantu -__-
  •           Terimakasih untuk sahabat-sahabat SMPku ; Like, Esa, Dwi, Elsa, Ima, Kuni, Waradita, Sheilla, Bella, Itut kalian sahabat yang comel sekali, hahaha. Dan juga terimakasih Vnom atau kelas H tanpa kalian aku tak merasakan kelas kompak sepanjang sejarah.
  •           Terimakasih buat Langgeng, setidaknya kamu pernah menjadi bagian hidupku selama 6 bulan, mungkin.
  •           Terimakasih untuk guru-guru SMP yang telah memberiku bekal ilmu loh.
  •           Terimakasih untuk Della Herlita Putri sahabat ku kelas 1 SMA, maaf atas perlakuanku yang buruk. Terimakasih pernah  menjadi sahabat dan juga adekku.
  •           Terimakasih buat Nanang sudah menjadi musuh abadi ku, haha, kita sodara yak.
  •           Terimakasih buat Pebri, Widya dan semua penghuni kelas Xenon atau sepuluh lima, terima kasiiiih pernah nakal bareng, ketawa bareng dan bolos bareng.
  •           Terimakasih Bella Resti Meryza, sudah mau terjebak menjadi sahabatku yang gila dan bahkan tidak waras ini.
  •           Terimakasiiiih buanyaaaaaak buat SAINTROW, kelas terkompak sepanjang masa, kelas paling ter-   diantara kelas lain. Tawa, tangis, dan semuanya pernah kita rasain bersama kawan. Kita satu jiwa dan terimakasih atas gelar Ratu Lecoun padaku. Haha.
  •           Terimakasih guru-guru SMA, thanks a lot!!
  •           Terimakasih Bu Bambang, Mbak Unie, Mbak Novi, Andrea, Saqira, Grace dan Yuni yang udah pernah merasakan hidup bersama kalian sebulan lebih. Thanks buat kegilaan yang pernah kita perbuat selama di kos unyu itu dan terimakasih untuk perjuangan bersama kita teman.
  •           Terimakasih Laura Azharia Putri Tanjung atas kegilaan anda sebagai adik angkat saya dan Yurike juga yang sempat menjadi adik angkat.
  •           Terimakasih untuk Dita, teman sekamarku di Jimbaran, Bali. Aku lupa alamat lengkapnya apalagi nama ibuk kost ku, lupa.
  •           Terimakasih teman-teman selama aku belajar bersama kalian di Teknik Arsitektur Udayana, kalian banyak berjasa selama aku disana. Terimakasih teman-teman yang pernah peduli atas tragedy kecelakaanku dulu. Tanpa kalian gatau deh jadinya aku gimana. Makasii, xie xie laah.
  •           Terimakasih bapak dosen yang unyu-unyu, Bapak Djaja Bharuna selaku dosen pembimbing saya, bapak I Gusti Bagus Budjana, bpk I Bagus Ngurah Bupala, bpk I Ketut Muliawan Salain, bapak Ketut Mudra, bapak I Putu Sugiantara, ibu dosen yang aku lupa namanyaa terima kasih.
  •           Terima Kasih Oushi Amellia kamu mengajarkanku prespektif lain dari kehidupan ini. Thanks lo yaaa.
  •           Terimakasih untuk mas Anang yang sempat menjadikanku sebagai mbak Ashanti, hoho.
  •           Terima kasih sebesar-besarnya untuk Ratih Purwaningtyas Asih, kalo nggak salah gitu namanya. Terimakasih banyak kenangan yang diberikan padaku, tanpa anda aku tak tahu kota ini, Yogyakarta.
  •           Terimakasih Adi Kurniawan, hahaha, terimakasih aja, Arigatou Gozaimasu telah jadi partner IT.
  •           Terimakasih mbak Restu, mbak Andriana, mbak Nur, mbak Ida dan teman sekamarku Rinda, terimakasih, kita keluarga sekarang.
  •           Terimakasih untuk teman-teman PSU Amikom Fetri, Tyas, Yusti, Dedy, Adit, Toto, Pahllevi dan semuanya aku lupa nama-nama kalian, hehe
  •           TERIMAKASIH kepada orang-orang yang pernah di hidupku dan tak kusebutkan karena keterbatasan kapasitas memori otak saya. Terima kasih buanyaaak pokok’e.

img1 : hand and hand

Yakkkk cukup sekian saya mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang berpengaruh dalam kehidupan saya hingga detik ini, yang mungkin masih ada yang tertinggal belum saya sebutkan. Sebagai manusia yang normal sekali, itu adalah wajar. Jadi saya mohon maaf apabila ada oknum-oknum yang merasa pernah hadir atau memberikan sesuatu pada hidup saya tapi tak tercantum diatas , saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnyaaa. Mungkin memang tak cukup bila aku hanya menuliskan seperti ini tanpa ada tindakan, tapi demi apapun aku ikhlas dari dalam hati.



Minggu, 18 Agustus 2013

Beloved Dad

Terkadang, di antara kedua orang tua kita seorang anak akan cenderung lebih dekat dengan Ibunya. Alasan klasik, karena waktu seorang anak terhadap Ibunya lebih banyak daripada dengan Ayahnya. Wajar saja, peran Ayah sebagai kepala keluarga, pencari nafkah memang harus menuntutnya untuk Pergi pagi-pagi dan pulang malam. Tapi tahukah bahwa hati Ayah tak pernah sekalipun tersita oleh malaikat lain selain anaknya.


Img1 : Dad with his Daughter
Ayah. Entah aku speechless. I have a best Dad ever. Awalnya, aku nggak terlalu respect sama ayahku, dia cuek. Dari kecil, ah enggak, dari lahir aku hidup terpisah dg ayahku. Alasannya sih gara-gara adat Jawa, katanya. Jadi, karena itu aku harus dipisah dengan ayahku hingga batas waktu tertentu. Setelah bisa bersama, ayahku mendidik aku maskulin banget, mulai diajarin manjat pohon, benerin mainan-mainanku, benerin sepeda sendiri. Aku diajarin segalanya, biar aku mandiri. Tapi aku sempat marah, kenapa aku diperlakukan kaya gini, nggak kaya kakakku yang dilindungi, trus dimanja. Ketika ayah marah ke aku, nggak peduli mau sapu mau kemoceng atau apapun yang disekitarnya pasti mendarat di tubuh mungilku. Demi apapun aku benci ayahku sejak itu, aku merasa dia nggak pernah sekalipun sayang. Aku menganggap karena beliau kecewa karena aku seorang perempuan. Ayahku memang sangat menginginkan anak laki-laki. Dan kemudian aku memberontak, aku mulai berfikir seenaknya, melanggar semua aturannya. Hingga tak ada seharipun tanpa pecut mendarat dipahaku atau di lenganku. Aku tumbuh dengan kekerasan semacam itu. Bukannya aku jera, aku tetap menganggap ayahku tidak pernah peduli dan menggencarkan aksi keliaranku selama bertahun-tahun. Pikiran negative itu benar-benar membuatku buta akan sosok ayahku. Aku juga kadang kesel, marah ketika sekali saja aku ingin manja (misal : diantar ke sekolah) dan beliau dengan tegas menolaknya. Tak pernah sekalipun dituruti. Bahkan, pada saat aku benar-benar membutuhkannya, saat daftar ulang SMP, aku ingin beliau yang datang, tapi tak pernah muncul. Begitu pula saat daftar ulang ke SMA. Tak pernah beliau mengambil raportku, selalu ibu, sampai aku paksa saat SMA penentuan IPA dan IPS, aku benar-benar ingin ayahku yang mengambilnya. Kekecewaanku tidak hanya sampai disitu. Ketika aku memasuki jenjang kuliah, dan kebetulan aku diterima di Bali, aku ingin beliau mengantarku, tapi ayah selalu menolak, bahkan untuk menjengukku disana selama setahun setengah disana belum sekalipun ayahku tahu keadaanku. Tapi, Tuhan telah cukup membutakanku dengan semua keegoisanku. Tuhan memberiku jalan lain, Tuhan menghentikanku dengan semuaaa kebodohanku selama ini, mungkin cukup bagiku. Tuhan tidak mengijinkan aku melanjutkan di Universitas itu, aku harus istirahat selama satu tahun. Dalam satu tahun itu, aku benar-benar membuka mataku, membuka nalarku bahwa yang selama ini kulihat itu salah. Ayahku bukan tidak sayang padaku, tapi dengan itulah beliau menunjukkan rasa sayangnya padaku. Malah, aku tahu bahwa anak yang paling dibanggakannya adalah aku. (Mataku berkaca-kaca). 
Aku ingat, ketika aku takut saat manjat pohon, ayahku selalu bilang, kau masih disini saja takut, apalagi kalo udah gede? Kalo kamu nyerah atau takut sekarang, kau tak pernah tahu apa yang ada diatas sana. Atau ketika aku tak pernah bertanggung jawab, beliau pasti marah besar. Karena bagi ayahku, tanggung jawab dan mandiri itu yg paling utama. Aku juga ingat, ketika aku dengan bandelnya masuk ke kandang ayam dan aku dipatok ayam, ayahku lah yang pertama kali bangun dan menyelamatkan aku. (Berasa superhero datang). Dan akhirnya aku tahu, kenapa aku dituntut mandiri, kenapa aku dididik sekeras ini, biar aku bisa, aku bisa menghadapi hidup yang lebih keras. Kekerasan yang diajarkan ayahku bahkan tak ada apa-apanya dengan kenyataan yang terjadi. Bertanggung jawab, aku mengerti sekarang pentingnya tanggung jawab. Bahkan aku mengerti semuanya, mengerti semua maksud-maksud perlakuan ayahku padaku, karena aku adalah fotocopy dari ayahku sendiri. Sifat yang kita punya, kisah yang kita punya, masa lalu kita hampir sama persis. Bedanya mungkin dulu ayahku bukan pemberontak seperti aku dan tentunya aku cewe, ayahku cowo. Aku bersyukur, atas semua didikan dari ayahku, aku kuat. Aku nggak lemah seperti kakakku yang dari kecil mendapatkan manjaan. Aku lebih bisa berfikir luas karena ajaran ayahku. Aku tahu, Cinta ayahku begitu tak terhingga walau tak telihat. Beliau selalu mendukungku, apapun keputusanku, apapun langkah yang aku ambil, selama aku berjanji aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku putuskan. Dan kutahu, ayahku sering membicarakanku saat bersama teman-teman sekantornya. Entahlah, tak ada lagi yang bisa kuungkapkan betapa aku bangga, aku bahagia memiliki ayah sehebat beliau. Bagiku, ayahku adalah superhero terkuat, tutor terbaik, teman yang loyal meski pelit, dan orang tua terhebat.

 Ayah, aku sadar kini usiamu semakin bertambah, rambutmu tlah memutih, dan aku belum bisa membanggakan hatimu. Ayah, maaf selama ini aku tak pernah tahu bahwa cintamu lebih tulus dari siapapun. Kau lelaki satu-satunya yang kumiliki, sebelum seseorang memintaku darimu. Kau terlihat begitu tegar, begitu kuat, tapi terkadang aku melihatmu menangis. Kau tahu ayah, hatiku sakit bila mengingat yang kau tangisi itu adalah ulah-ulah nakal anakmu. Aku menyesal ayah. Kini, apapun kulakukan untukmu, sebelum kau akan pergi jauh, aku akan berusaha semampuku untuk membalas semuanya. Walau itu terdengar tak mungkin. Aku tahu tanggung jawabmu sebagai suami dan sebagai Ayah sangatlah berat. Kau menanggung dosa kita, dosa Istrimu, dosa anak-anakmu. Andai aku tahu Ayah, andai aku menyadarinya, dulu.

Img2 : Me with Mom and Dad


Aku ingat kejadian beberapa hari yg lalu, yang membuatku sangat tersentak. Saat aku gemetar karena takut dengan tokek, aku berlari, dan samar-samar aku mendengar ayahku bicara dengan tokek itu "Husstt pergi kamu, jangan kesini, liat anakku takut padamu.". Deg!! Seketika itu juga air mataku jatuh sejadinya. Pertama kalinya ayahku berlaku seperti itu. I don’t know, I’m too speechless. :')

Selasa, 09 Juli 2013

Cinta itu.....

Ahhhhh, akhirnya aku sempat membuka lagi blog ku. Biasalah sibuuuk (alaaaah). Yes here we are, July. Honestly, aku nggak terlalu punya chemistry sama bulan ini. Haha, itu nggak penting. Well, it's early July on that year. Kali ini aku pengen membahas topik paling klise di Jagad Raya ini. Iya, CINTA.


Img1 : Love
Berjuta pujangga instan setiap detik menjabarkan kata-kata ini yang bahkan sebagian dari mereka tidak mengetahui maknanya. Yah, aku sendiri bukan seorang yang paham akan makna itu. Terlalu klise. Asli. Mereka mudah sekali mengucapkannya, membuktikannya?? Hanya beberapa persen dari jumlah manusia di dunia ini, tak sampai 50%.

Sebelum lebih jauh, menurut Om Wiki, cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan masa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda.

Makna "positif" itu mungkin pada masa ini telah bergeser makna. Positif hamil sebelum nikah misalnya. Miris memang definisi cinta pada zamanku ini. Hanya satu kata "cinta", manusia buta. Buktinya pada sebuah riset menunjukkan melalui metode scan otak, para peneliti University College London menemukan bagian otak yang bekerja aktif saat manusia berada dalam suasana jatuh cinta. Disaat yang bersamaan, bagian otak kiri menekan bagian otak lain yang bertugas mengatur pemikiran kritis. Saat area otak yang mengontrol pemikiran kritis ditekan dan kinerjanya berkurang, manusia cenderung tidak mampu menemukan kekurangan -baik fisik maupun kepribadian- dari orang yang disukainya. Pandangan negatifmaupun pemikiran yang tidak masuk akal seolah diabaikan dan digantikan rasa cinta yang menggebu-gebu. Nah, that's why "Love is Blind". 

Img2 
Menurut pengalaman Dewi Cinta (baca:aku) haha, cinta itu kalo udah buta yang kelihatan hanya baik-baiknya, umbar janji sana janji sini. Setelah hubungan selesei, oke selesei. Tanpa kita ingat janji untuk tidak menjauh, janji untuk hidup selamanya bersama. Terlalu naif, muluk-muluklah. Terkadang janji yang seperti itu ada yang menyebutnya sebagai komitmen, tapi apa?? Hubungan selesei, yasudah, bye. Kenapa aku jadi curhat coba? Balik ke topik, jujur saja aku sedikit muak mendengar kata, kalimat yang berhubungan dengan  ini, apalagi kalau hati sudah rusak gara-gara perbuatan si biadab cinta ini.

Baiklah, cinta memang nggak bisa dimunafikkan, sebagai manusia "normal" bahkan yang "'setengah normal" maupun "abnormal" pun memiliki cinta. Entah cinta terhadap apa. Bila cinta itu masih saja kau dustakan, kemungkinan besar kau tak pernah dibuat ataupun dilahirkan dengan cinta itu sendiri. Bisa saja mama kamu tidak ingin melahirkanmu. Tapi kemungkinan itu seperti tengu, kecil banget. Sebejat-bejatnya mama kamu pasti melahirkanmu dengan cinta, dengan syarat kau lahir selamat. Kalau enggak cinta mana mau mamamu membawa beban berat selama 9bulan 10 hari dalam hari-harinya. Maksud dari selamat itu tadi, yaitu selamat dari pengguguran paksa atau selamat kamu memang diterima dalam keadaan bernyawa atau tidak. Dan semoga kalian mengerti maksud kalimat itu. Haha.

Kembali ke cinta dasar, yaitu cinta abadi, tentang cinta manusia dengan Tuhan. Cinta yang satu ini justru yang sering terabaikan, padahal ini adalah cinta paling abadi sepanjang dunia dan kehidupan "nanti". Manusia kadang terlalu fokus sama ke"cinta"annya dengan "yang terlihat", sehingga sering sekali tenggelam dan melupakan siapa yang memberikan rasa. Sama seperti mencintai manusia, terkadang seeorang hanya melihat cover atau pembungkus nyawa yang bagus tanpa tahu apa yang terjadi dengan sifat yang ada di dalam. Itulah manusia yang hanya melihat nyata dan melupakan cinta sesungguhnya. Betapa Tuhan mencintai makhluknya tanpa batas, sedangkan manusia mencintai apabila ada apanya. Itu pasti. Jika kau melakukan kesalahan, Tuhan dengan kasih sayangnya mengampuni, bila sungguh-sungguh meminta ampunan. Manusia? Belom tentu. Jadi mohon renungkan tentang cinta Tuhan ini.

Pernah suatu ketika aku menonton sebuah film garapan Negara tetangga, yang salah seorang pemainnya bercerita tentang suatu pulau yang dihuni oleh semua perasaan-perasaan. Ada Marah, Senang, Sedih, Kecewa, Cinta, Ambisi dan lainnya. Suatu hari, pulau tersebut dikabarkan akan tenggelam dan  semuanya menyelamatkan diri dengan menaiki kapal. Tapi Cinta ingin tetap bertahan di pulau tersebut hingga pulau tersebut benar-benar hampir habis tenggelam. Namun, ia akhirnya memutuskan menyelamatkan diri dengan kapal di saat-saat terakhir. Karena ia belom sempat mempersiapkan kapalnya, Cinta memohon kepada Sukses untuk diijinkan menaiki kapalnya, tapi Sukses menolak. Sukses mengatakan, "Tidak ada tempat untukmu Cinta, kapalku penuh dengan harta.". Lalu Cinta pergi bersama Egois, Cinta memohon kepada Egois untuk menaiki kapalnya tapi ditampik oleh Egois. Lalu Cinta pergi ke Sedih, tapi tak dihiraukan, karena Sedih hanya ingin menyendiri, selalu. Bahagia telah berlayar jauh tanpa memperhatikan Cinta, ia terlalu tenggelam dengan dirinya sendiri. Tiba-tiba ada suara memanggil Cinta, "Hai Cinta, mari ikutlah berlayar denganku.". Cinta sangat senang dengan ajakannya, tanpa mengingat untuk menanyakan siapa yang menolongnya itu. Sesampainya di daratan, Cinta bertanya pada Kedewasaan, siapakah yang telah menolongnya tadi. Kedewasaan menjawab, "Waktu, yang hanya bisa menolongmu adalah waktu, dialah yang paling mengerti kau Cinta, tapi kau tak pernah memperhatikannya."

Dari cerita tersebut memanglah benar, dengan seiringnya kedewasaan seeorang, ia akan mengetahui bahwa waktulah yang akan membukakan arti Cinta sesungguhnya, dan hanya waktulah yang mengerti cinta. Cinta yang telah tumbuh, tak pernah mati, ia hanya bersembunyi dengan berjalannya waktu. Kalaupun ia mati, itu karena manusianya tak pernah sekalipun punya hati.

Nah, lanjut ke cinta dan nafsu. Dijamanku yang "katanya" Globalisasi, Modernisasi atau apalah ini, Cinta dan Nafsu adalah definisi yang sejajar dan hampir tak dapat dibedakan. Mengatas namakan cinta karena dorongan nafsu. Dan itu wajar saat ini. Fakk!! Hmm, tak munafik bahwa manusia memang diberikan nafsu oleh Tuhan, TAPI itu sepaket dengan Akal. Ketika nafsu itu bernama Cinta, maka setan menang. Setan telah berhasil mendorongmu untuk menemaninya, di neraka. Naudzubillah. Dan siapa yang paling dirugikan dalam hal ini, Perempuan. Pikirkan!!!!

Dulu, orang bilang bahwa orang yang mengatakan "Mencintai tak harus memiliki itu munafik". Aku sendiri setuju bahwa munafik sekali, mencintai itu harus memiliki. Tapi, sekarang seiring dengan kedewasaan, mungkin, aku telah terjebak dalam kata-kata tersebut dan harus mengakui bahwa ada cinta yang tak termiliki. Sakit memang, tapi harus. Mencintai dalam diam, hanya aku dan Tuhan yang tahu bahwa aku mencintai. Hingga saat ini, aku masih mencintainya, tanpa ada keinginan kembali memilikinya, karna itu amat tidak mungkin terjadi bahkan tidak boleh terjadi. Tidak munafik, inilah nyata. Yah itulah Cinta. Cinta yang akan selamanya berkembang, menjadi topik paling klise, mainstream atau entahlah.


Img3 : difference
Akhirnya, Cinta itu milyaran definisi, jutaan rasa, dan anugerah paling indah.

Bulan Ramadhan yang telah dipelupuk mata, saatnya memupuk Cinta untuk Tuhan. Aku meminta maaf atas segala salah. Bahwa manusia memang tempatnya salah, tergantung bagaimana kita mengolah hati kita hanya untuk satu kata memafkan, atau mengampuni (kata seseorang). Sekali lagi aku minta maaf atas segala kesengajaan menyakiti hati kalian semua. Semoga Ramadhan tahun ini barakallah. Amin.
Img4 : Ramadhan 2013

Senin, 13 Mei 2013

Friends??



Haiiiiii, wah udah lama banget yaa aku nggak menyambangi blog ku. Sudah tiga bulaan lebiih ya?? Hmm, baiklah sempat minat menulisku berada dalam tahap kritis malesnya.

Bulan Mei yaa?? That's my best friend month. Haha, nggak penting sii ya, but important to me. I never found the best ever friend like her. Sambil mengunyah camilan krupuk Jepang rasa blackpepper, my favorite, aku ingin mendeskripsikan tentang yang namanya TEMAN. Hmm, bukan mendiskripsikan sih, I just wanna share sedikit pengalamanku tentang teman. Menurut deskripsiku, teman itu adalah orang yang sekedar mengenal kita, mengetahui sedikit hal tentang kita dan mungkin proses menuju persahabatan. Baiklah mungkin yang aku bahas kali ini tentang teman yang lebih seperti sahabat, sebut saja teman dekat. Jadi bukan teman yang hanya sekedar pernah bertemu, pernah berkenalan saja. 
Terkadang seseorang, terutama perempuan akan lebih selektif dalam memilih teman. Misalnya saja yang memiliki hobby yang sama atau yang bisa mengerti dia. Awalnya pasti kita akan dengan mudah berteman dengan siapapun, tapi kelamaan satu persatu akan kalian jauhi, membuat kelompok-kelompok tersendiri. Pernahkah kalian sadar, teman yang kalian jauhi itu pernah dekat dengan kalian dan setelah itu kalian bertemu dengan teman lain yang lebih cocok, kalian tahu bagaimana perasaan teman kalian itu? Coba posisikan diri kalian disana, bagaimana rasanya?


Kalian mungkin benar, mencari teman memang yah paling tidak, cocok, serta loyal kepada kita, tanpa tahu bahwa mereka kadang bisa mengantar kalian ke hal yang negatif. Menurut kalian itu menyenangkan atau alasan lain yang membuat kalian merasa nyaman dengan teman tersebut.

Teman itu tidak harus dia yg selalu loyal yang ada buat kita, dan dia juga yg memasukkan kita ke hal hal yg negatif. Harusnya kita berfikir bahwa masih banyak teman diluar sana yang bisa membawa kita menjadi pribadi baik dan berani menegur ketika kita salah. Bahwasanya teman yg baik itu bukan teman yang akan datang, selalu datang mendukung perbuatan-perbuatan buruk kita, tetapi teman yang baik sejatinya adalah mereka yang akan berkata tidak untuk keburukan, dan berkata iya untuk kebaikan. Memang tak semua teman seperti itu, bahkan terbilang teman yang seperti itu adalah jenis teman yang sangat nggak asyik, nggak gahol dan sebagainya. Tapi teman jenis ini pasti ada satu diantara 1000 teman-teman bertopeng kalian. Ingat, jika kalian memiliki taraf yang sama dg saya, saya yakin kalian cukup dewasa untuk memilih, cukup tahu mana yang disebut benar dan mana yang disebut salah. Kata seorang dosen saya, "belajar berfikirlah dewasa sebelum kedewasaan itu memperkosa kalian untuk berfikir ke kedewasaan yang salah". Benar juga apa kata beliau, jutaan anak muda zaman sekarang banyak yang terperkosa dengan kedewasaan instan, kedewasaan sebelum waktunya yang menimbulkan dampak-dampak buruk bagi anak muda yang lainnya, yang seharusnya dia atau mereka bisa menggenggam Indonesia dengan karya karya mereka yang kreatif. Namun yang terjadi di Indonesia sendiri mereka terlalu takut untuk berdiri dengan kakinya sendiri, ragu untuk berjalan dengan prinsip mereka sendiri sehingga faktor teman sangat-sangat mempengaruhi sistem pola pikir mereka. Banyak saya jumpai, atau malah diri saya sendiri, bertemu dengan teman-teman yang salah. Pada dasarnya tidak ada kata "teman yang salah" itu, teman kita itu semua benar, pendapat mereka, pengalaman mereka, itu semua benar. Yang bisa menjadi salah adalah ketika mereka mampu merubah kita, mengajak kita kearah perilaku yang salah. 

Ayolah mulai sekarang, teguhkan prinsip hidup kalian sendiri, pegang, genggam. Carilah teman yang mampu berkata tidak saat kalian salah. Bertemanlah sebanyak mungkin tapi tahulah batas, tahulah mana yang pantas untuk diikuti dan mana yang perlu diabaikan. Baik lagi jika anda mampu merubah dia atau mereka menjadi seseorang yg memiliki pegangan, tujuan. Saya sendiri bukan tipe teman yang baik pula, saya juga bukan orang yang benar-benar benar, karena sampai dimanapun tak ada satu manusiapun yang benar-benar benar. Saya tipe orang yang sangat bergantung dengan yang namanya teman, sekali dua kali, berkali kali mendapat teman yang menurut saya salah, masuk ke pergaulan mereka. Tapi, tapii, saya tidak pernah menyalahkan diri saya ataupun mereka telah mendorong saya ke hal buruk, justru saya bersyukur, saya belajar dengan mereka, tahu tentang diri saya sendiri. Kata bapak dosen saya lagi, musuh, teman yang buruk, teman yang jahat, itu bukan harus dijauhi, tapi dekati, kenali, justru merekalah yang akan membimbing kita, memberi pengalaman mereka. 
Memang sulit, kadang jenuh berteman dengan orang yang hidupnya lurus-lurus saja, gitu-gitu aja. Atau kita merasa kesal dengan orang-orang yang tidak sesuai dg yang kita harapkan, misalnya, kita orang yang suka cerita, pengennya didengeriiin terus, tapi kebetulan kalian punya temen yg lebih banyak omong, mengharuskan kalian lebih suka mendengarkan dan karena tidak suka dg sikap dia, kalian menjauh, mencari orang lain yang bisa lebih mengerti. Nah, itulah manusia sebenarnya, mereka tidak akan pernah puas dg apa yang mereka miliki saat ini. Mereka harusnya juga ngerti bahwa tidak semua orang, tidak semua teman mampu mengerti apa yang menjadi keinginan kita. Inti sebenarnya disini adalah kita boleh berteman dengan siapapun entah mereka dari mana, entah mereka siapa, bertemanlah, tapi janganlah lupa dengan siapa kalian, janganlah kalian berubah menjadi orang lain yang seperti tak punya kaki sendiri atau menjadi seseorang yang tak memiliki sesuatu yang perlu diperjuangkan.

Kenapa saya menuliskan artikel ini, karena saya terinspirasi dari salah seorang teman saya, sebut saja namanya Mawar. Mawar ini sebenarnya anak yang mudah bergaul dengan siapapun dan memiliki tujuan hidup yang benar, tapi saya sendiri belum terlalu mengenal dia secara bibit, bebet dan bobotnya, ehm bobotnya mungkin tahulah, haha. Jadi semenjak si Mawar ini kuliah dia sering sekali galau, biasalah anak muda, dan kebetulan teman-temannya itu termasuk kategori teman yang "salah" menurut saya. Mungkin tidak semua, ada lah satu dua orang yang bener. Nah akhirnya nii si Mawar merasa dia harus menyesuaikan diri dengan teman-temannya, seperti suka keluar malam dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan buruk itupun memupuk sampai temannya yang lain sudah benar-benar angkat tangan sama si Mawar ini. Padahal, dia pernah berkata pada saya kalau suatu saat dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya, sebagai anak pertama dia punya tanggung jawab besar untuk adik-adiknya. Tapi saya rasa semua itu mungkin saja akan sedikit menghambat langkah dia untuk menuju ke cita-citanya. Kecuali, suatu saat dia punya suami kayak Eyang Subur, hahaha. Saya dulu juga orang yang seperti Mawar, hingga satu batu besar berhasil menjegal saya untuk kembali ke tujuan hidup saya. Membayangkan wajah orang tua saya suatu ketika akan tersenyum melihat saya, itulah tujuan saya yang insyaAllah akan saya pegang ditengah-tengah godaan besar nanti. Teman, salah satu faktor besar yang menjadikan siapa kita, seperti apa kita diluar sana. Namun, tetap diri kita sendirilah yang menentukan who we are. 

Sekarang, aku bersyukur memiliki teman teman seperti kalian. Teman-teman TK, SD, SMP, SMA serta teman-teman baru saya di Bali. Tak kan pernah aku belajar tanpa kalian, kalianlah yang membuktikan bahwa teori itu hanyalah teori, berbeda dengan praktek dan pengalaman. Iyaa, pengalamanlah guru terbaik di dunia ini. Untuk sahabat-sahabatku, tiada lelah aku bersyukur memiliki kalian, kalian yang tak hentinya memberiku cinta, memberikan makna bahwa aku adalah aku. Mungkin kalian lelah, tapi senyum kaliaan senyumku jugaa, semangatku. :))
 
Me with Bella

Ah, iyaa spesial buat Bella, Happy Birthday, wish you all the best buddy, tulisan ini kubuat sebagian untukmu, tapi tenang, Mawar is not you. Thanks you push me up, support me always, thank you so much. God bless Us. 

Kita memulai segalanya dari awal, kita berjuang demi meraih mimpi kita. Jangan lelah mengingatkanku, kawan. Aku yang selalu membuat masalah. But, G dan L are best friend forever. :))

Kamis, 10 Januari 2013

7 Hari di Kota Gudeg


Entah apa yang terlintas dibenakku tiba-tiba aku akhirnya membulatkan tekad buat melancong ke negeri Jogjakarta. Awalnya memang pengen mengunjungi kota itu sejak masih kuliah dulu namun tak ada niat untuk mewujudkannya dan di akhir tahun 2012 kemaren aku bersama seorang temanku Waradita memutuskan untuk menginjakkan kaki ditanah Seni tersebut.

 Awal kisah sedikit “mulek” antara jadi dan gak jadi, hingga keputusan Waradita untuk iya berangkat ke Jogjakarta.  Semalam sebelum berangkatpun, aku harus memutar otak untuk menyusun kata ijin kepada kedua orang tuaku yang entah hari itu berubah sekali, biasanya dengan mudah aku pergi kemanapun diijini, sedikit menyebalkan I think. Tapi dunia mengijinkan aku berangkat setelah melalui proses packing dan ijin palsu yang aku dapat, haha. 
Setengah sembilan pagi aku menuju terminal bus Trenggalek diantar adikku naik bus Jaya, satu-satunya bus yang mengantar kami ke kota Ponorogo. Karena jalur bus yang saya tumpangi melewati rumah Waradita, dia menanti di depan rumahnya. Perjalanan yang lumayan panjang untuk jarak Trenggalek – Ponorogo menurutku. But, we enjoyed. Sesampainya di terminal Seloaji Ponorogo dengan kepolosan kita yang tak tahu mau naek bus apa setelah itu akhirnya bertanya dengan petugas perhubungan yang berada di sekitar pintu keluar terminal. Kami disarankan untuk naik bus “Cendana” dan dengan polosnya (lagi) kita menaiki bus  tersebut. Demi Tuhan rasanya itu seperti naik odong-odong. Ah aku ingat sebelum itu, kami berdua yang menunggu bus jurusan Madiun itu, aku sempat bertanya dengan kenek bus Restu jurusan Surabaya, kira-kira seperti ini :
“Pak, ini busnya nanti lewat Madiun gak??”, aku tanya.
“ Enggak mbak kita nanti lewat atas.” Jawab bapak keneknya. 
Dan spontan aku ndongak lihat atas dong, secara bapaknya bilang mau lewat atas. Aku polos banget siih. Ternyata maksud dari bapak tadi itu tetep lewat Madiun tapi gak berhenti di Terminal Madiun, itu yang dinamakan “lewat atas”. Kami sejak saat itu tiap lihat bus Restu melintas, urgh pengen nendang rasanya.

Oke lanjut perjalanan kita naek bus odong-odong dari Ponorogo ke Madiun. Sepanjang perjalanan rasanya pengeen ngumpat, terus sedikit kesel dan separo nyesel, tapi yasudahlah kita jadikan itu pengalaman yang gak murah, untung saja supirnya baek banget ngasih info bus mana yang bisa nganter kita ke Jogjakarta *senyum lebar* . Pukul 12.30 wib kita tiba di terminal Madiun, menuju mushola untuk melaksanakan sholat dan sekedar cuci muka, menyegarkan kembali suhu tubuh yang sempat memanas. Sambil berfikir kami kontak dengan teman yang telah ada di Jogja, what must we suppose to do? Setelah mendapat kepastian, kami kembali ke peron dan menuju bus Mira paling depan yang akan menuju ke Jogjakarta. Kami bertemu lagi sama bapak supir yang baik tadi dan menyarankan jika bus sudah penuh mending pindah ke bus belakangnya. Karena masih ada banyak bus yang akan membawa penumpang menuju Jogjakarta. How lucky, kita dapet tempat duduk di bus Mira paling depan, thanks God akhirnya naek bus yang sebenarnya dan ber-AC. Namuuuun, tidak sampai situ saja perjuangan perjalanan kami diuji, kita harus transfer bus di sekitar taman Jurug, pindaah lagii. Dan setelah itu kita gak bisa tidur karena mikir dimana kita nanti akan turun. Berasa udah ilang dan jauuh banget. Salah seorang temanku ngasih saran buat “turun di Janti, nanti sama keneknya diturunin “di bawah fly over””, oh God dalam otak kita itu diturunin di kolong fly over, gak nyangka ternyata fly overnya setinggi itu. Damn nya lagii kita berangkat hari Jum’at tanggal 28 Desember 2012 dimana itu jalannya macet badai, yang harusnya perjalanan paling lama 6 jam, itu kita dari setengah sembilan pagi sampai di Janti jam setengah delapan malam, huh, very very Longtrip. Itupun kita masih nunggu jemputan teman-teman baik kita disana, mereka baik banget. Oh iyaa, apesnya lagi dari sore itu cuacanya hujan badai lagi, tapi entah kita masih bisa ketawa dan bahkan aku masih bisa nyemburin air minum gara-gara celetukan si Waradita yang gak tahu suasana itu, haha. Sekitar 15 menit kemudian, Rara temanku datang dan 5 menit kemudian disusul Anggadesy datang. Kami makan dan langsung menuju kost an Rara dimana kita tinggal seminggu kedepan. 
Image1 : Kost an Rara 
Hari pertama itu aku dan Rara masih terlihat canggung, banget. Seperti biasa pertama kali ditempat baru, pasti enggak bisa tidur. Aku meremin mata paling lama itu 2 jam. Hari Sabtu 29 Desember 2012, kami berempat cuman jalan-jalan di Jl. Malioboro dan malemnya kita nonton Kabaret Show di Mirota Batik lantai 3. Pertunjukan yang hanya diadakan hari sabtu malam itu benar-benar mengocok perut, lucuu banget. Kalo ke Jogja wajib deh nonton pertunjukan itu, tapi aku saranin bagi yang fobia sama banci dan juga belum cukup umur, please don’t try to watch it
Image2 : Kabaret Show

Setelah puas ngakak di hari itu, kita pulang karena besok akan melakukan longtrip ke Gunung Kidul, tepatnya di Pantai Selatan. Malam itu, aku masih susah terlelap, yasudah hanya lelap 3jam an malam itu. Pagi-pagi kita semangat mandi, prepare dan berangkatlah kita ke daerah Gunung Kidul, tujuan pertama kita ke Pantai Sepanjang. Indah. Dengan ditemani deburan ombak ringan, bau pantai yang khas, sebuah kelapa muda dan mie goreng, uhh, amazing banget. Sempat menjajal yang namanya makanan “arem-arem” yang itu bisa dibilang lemper, tapi lebih aneh rasanya. Mungkin dimana mana rupa pantai sama tapi entah aku speechless buat nge-describe pantai itu dan pantai yang satunya itu aku lupa namanya *pikun eg*. Katanya sih ada delapan pantai tapi kita udah ngunjungin dua pantai aja letoy, eh bukan letoy sih cuma macetnyaa itu loh bikin semangat totally drop, dan aku juga gak tega ngeliat Rara udah kelihatan capek dan kedinginan karena hujan. Terpaksa kita pulang buat angetin badan dan istirahat. Entah setan mana yang bisa bius aku, malem itu aku ilang duluan, Rarapun juga. 
Image3 : Pantai Sepanjang
Image4 : We 



Image5 : Es Kelapa Muda

Image6 : Penjual "Arem-Arem"

Image7 : Kita
Image8 : Lupa Namanya

Image9 : Kita (Lagi)
Yah, hari berganti, Senin, tanggal 31 Desember 2012, hari terakhir di tahun 2012 kami benar-benar menghabiskan untuk tidur hingga siang *tapi tidak dengan mataku aku bangun paling pagi*, bahkan kita terpaksa sarapan pukul 2 siang, planning kita hari itu ke Bukit Bintang menikmati akhir Tahun disana. Kita mulai moveon sekitar pukul 3 sore berangkat ke Gunung Kidul pukul 4. Sesampainya di Bukit Bintang itu sekitar pukul lima sore kita sudah booking tempat paling pinggir biar bisa menikmati indahnya kota Jogja dari atas. Naasnya, baru kita order makanan hujan turun, damn. Doa kita hanya satu, semoga saat detik-detik pergantian tahun hujannya reda. God loves us, setelah beberapa jam sempat hujan deras, sekali, yang harus kita hangatin sendiri suasana agar gak terlalu canggung dan dingin tentunya. Mulai dari candaan garing hingga saling sepik satu sama lain, membuat suasana seketika cair, walaupun sempat kesel sama bapak yang punya toilet, masa aku cuma nganter doang disuruh bayar, katanya berapapun orang yang turun di toiletnya dia itu wajib bayar dan juga sempat hampir bayar dobel ke ibu ibu pemilik warungnya gara-gara notanya dia buat dobel, ergh. Pukul 10.00  wib itu gara-gara aku iseng buka HPnya Rara, yang menyebabkan dia jadi bahan bully-an oleh kami bertiga, haha, pengen ngakak kalo inget. Hampir dua jam kita ketawa ngakak hingga gak sadar hujan telah berhenti dan kami antusias menunggu pergantian tahun disana. Satu-persatu kembang api dinyalakan, berbagai bentuk, jenis, warna dan tingkat kengerian yang berbeda menghiasi langit Jogja malam itu. “Firework, beautifull but dangerous”, kata Rara. Benar-benar best New Year seumur hidupku, biasanya di Trenggalek, celebrate New Year hanya berlangsung 15 menit dan setelah itu buyar, dan tentunya, sepi. Awesome banget lihat kembang api yang meletus bersahutan dibawah, seperti melihat hamparan bintang, bedanya bintang biasanya berada diatas, ini berada dibawaah. Sekitar pukul 2 dini hari, kita mulai bergeming dari tempat itu untuk pulang, merencanakan akan kemana besoknya. 
Image10 : Bukit Bintang
Nah, tanggal 1 Januari 2013 hari pertama di tahun 2013, kita menghabiskan setengah hari buat tidur, hingga tercetuslah ide bahwa kita hari ini ke Sekaten (red:pasar malem). Berangkat sehabis maghrib, memarkir motor dan jalan-jalan. Satu-satu wahana mulai dari kora kora yang hebring, ngakak abiss, pertama, karena kita salah milih posisi duduk dibangku paling belakang, kedua di deretan belakang itu gak ada pegangannya dan kita gatau kalo itu kora kora bakal naek sampe 180 derajat eh, 90 derajat ding. Dan pas wahana itu jalan, aku sama Anggadesy cuman ngakak sekuat tenaga, gara-gara si Waradita dan Rara yang teriak teriak gak karuan ditambah mas-mas yang gak kalah hebring dibelakang kita, haha. Setelah turun pun, aku masih ngakak.  Selanjutnya kita naek ombak cinta katanya, itulooh yang diputer trus diayun ayun, bedanya kalo di pasar malem biasa itu gak ada music diskonya, di sekaten ini di tengahnya ditempel beberapa sound system yang suaranya bikin gendang serasa mau pecah, trus diatasnya dikasih lampu ala club / diskotik, biar gahol katanya. Setelah naek ombak cinta yang lumayan bikin pusing, kita lanjut buat ngetes adrenalin kita dengan masuk “Rumah Hantu”, siapa takut, nah masuknya sih nyantai sampai ditempat yang bener-bener gelap, dengan posisi jalan Rara, aku, Waradita dan Anggadesy, ternyata udah ada dua setan unyu yang menunggu. Kita pikir itu hanya boneka, hingga akhirnya itu kunti gerak dan menyebabkan Rara yang lagi minum menyemburkan air ke mukanya itu setan. Mas kunti gadungan itu cuman bilang “ Piye sih Mbak??” sambil meringis basah, haha. Kita ngakak sejadinya setelah melewati pintu Exit. Adrenalin sudah sedikit terguncang, kami lanjut menaiki biang lala, sedikit awkward banget sih, kita cuman muter gajelas, but oke lah. Rasa lapar mulai merayap membuat perut berdendang, kami sempat bingung mau mengganjal perut dimana, dan Alun-Alun Kidul pilihan yang tepat sekali. Sempat kagum ketika memasuki kawasan AlKid yang awesome dengan lampu lampu sepeda. Ditambah setelah beberapa jam disuguhi seni jalanan dan tepat dibelakang saya sepasang suami istri yang romantisnya bikin envy setengah mati, mereka booking salah satu pengamen yang bisa dibilang keren dan lagunya, ah keren juga. Dalam otakku, “ Kapan orang tuaku bisa romantis seperti bapak ibu itu”, bener-bener best moment. Dan hujanpun akhirnya memisahkan kita dengan AlKid. Hampir setengah 3 dinihari kita pulang menuju kost. 
Image11 : Alun-Alun Kidul
Paginya, tanggal 2 Januari 2013, kita amat sangat males beranjak dari kasur, moveon sekedar untuk ke kamar mandi dan terlelap kembali. ketika kita sudah mandi semua, ganti baju dan bersemangat untuk keluar, hujan dengan tidak sopan turun dengan derasnya, sehingga urung kita mau keluar. Dan finally, hari terakhir di Jogjakerdah, kita habiskan di sepanjang jalan Malioboro tanpa Anggadesy, dengan nyasar di Pasar Beringharjo, berbelanja, tawar menawar, maybe first time aku belanja dengan nawar, sebelumnya sama sekali aku gak bisa nawar. Rasanya kalo nawar dan dapet barang itu kek menang lomba balap karung. Tigajam gak kerasa jalan dari ujung hampir ke ujung lagi. Capek. Setelah makan, kami menunggu Anggadesy dan menikmati senja di taman sari. Lucky, kita masih sempat diperbolehkan masuk di Masjid bawah tanahnya yang hampir tutup waktu itu. Keren banget. Suguhan bangunan masjid tua yang masih bisa dibilang utuh cuman  sedikit berlumut di tembok-temboknya, tapi warisan arsitektur yang patut diacungi jempol deh. Lanjuut jalan ke kolam renang para permaisuri Keraton, tempat mandi para istri-istri Sultan yang gak kalah kerennya. Karena hari itu udah tutup, kami terpaksa manjat tembok warga buat lihat itu kolam renang, diajarin siih sama guide nya disana, haha. Sempat narsis-narsis an di sebuah bangunan yang itu masih masa renovasi dan gatau namanya apa. Jalan lagii lewati gang gang, di kampoeng Cyber itu namanya, ke Situs Pesangrahan Taman Sari, menikmati senja yang sudah lama kurindukan. Bertemu dengan seorang fotografer dari Bandung, Waradita pun jadi model dadakan bapak-bapak itu, nice shoot, dengan siluet senja, bagus banget. Senja terus menua dan menarik gelap, mengusik kita berempat untuk segera berpindah ke tempat lain. Sembari menunggu benar-benar gelap, kami kembali berfoto, bercanda disebuah tempat outdoor kek panggung pertunjukan, memikirkan akan kemana selanjutnya. 
Image12 : Bangunan Renovasi

Image13 : Masjid Bawah Tanah

Image14 : Di Atas Tembok Kolam

Image15 : Narsis

Image16 : Taman Sari
Puas menikmati perginya senja, kami bergegas mencari oleh-oleh di toko “75”. Tak lama, kami menuju Alun-Alun Kidul (lagi), seperti enggan berpisah dengan tempat ini, kami duduk di pinggir lapangan melihat becak berlampu sliweran dan juga orang orang yang mau melakukan “Masangin”, ituloh yang matanya ditutup pake kain trus disuruh ngelewatin di tengah-tengah dua pohon beringin. Dan aku juga dengan asyiknya memperhatikan Rara yang sibuk dengan kembang gulanya, haha. Daan kita lanjut mengisi perut menuju angkringan KR, nama tempatnya “Angkringan Gareng Petruk” kalo gak salah sih. Akhirnya merasakan yang namanya The Real Nasi Kucing, itu porsinya cuman seperempat volume lambungku, tapi karena masih pertama aku cuman makan satu bungkus, hehe. Beberapa menit kita bercanda dan aku harus menyaksikan kejadian luar biasa yang membuat aku ngakak gak bisa berhenti. Awal mula, kita bercandaan, nah aku minum tuh, eh diketawain sama si Anggadesy, aku jadi pengen ketawa juga sambil nahan air yang ada dimulutku. Tiba-tiba, Anggadesy bilang “awas ya kalo kamu nyembur,” dan disertai dia ngiler, oh my God, aku seketika cepat cepat nelen air teh ku dan ngakak sejadinya. If you know ya, biasanya orang muncrat itu yaudah nyembur gitu aja, eh ini udah kaya air terjun Niagara deresnya, haha. Hampir mati ketawa waktu itu, dan si Waradita sekaligus Rara cuman bingung dengan apa yang aku ketawain. Melihat wajah bingung mereka tambah bikin aku ngakak sejadinya. Cukup, perut udah diisi dan saatnya pulang, buat packing besok harus pulang, ah sedih. Sesampainya di kamar kost, kita bertiga membersihkan diri dan aku plus Waradita dengan berat hati mem-pack barang-barang dan pergi tidur. Nah, sebelum tidur, kita lagi-lagi ngakak gara-gara ulah Rara. Jadi begini ceritanya, entah Rara itu ngomong apaan, trus aku bilang ke dia “trus gue harus bilang Wow gitu” nah dia jawab “ih, Klise banget sih”, aku tiba-tiba iseng “oh klise tu bukannya yang nyanyi lagu yang judulnya Kisah Sedih Di Hari Minggu itu yah?” trus tiba-tiba Rara jawab dengan innocent “ Oh, Danii”, aku mikiir sejak kapan Ahmad Dhani nyanyi lagu Kisah Sedih Di Hari Minggu?, aku nanya lah ke dia “Emang Dani siapa, Ra??” masih dengan muka polosnya dia jawab “Dani Klise”. Sontak aku dan Waradita hening sejenak dan dilanjut ngakak yang berkepanjangan, dan si empunya yang diketawain itu masih juga gak sadar, oh God. Hari terakhir yang penuh tawa. Finally, tanggal 4 Januari 2013, terpaksa aku dan Waradita meninggalkan kota Jogjakarta dengan travel Jogja – Ponorogo, dilanjut naek bus Jaya (lagi) yang berangkatnya kek naek odong-odong, pulangnya berasa naek Roller Coaster dipadukan dengan naek Kora-Kora di Sekaten, salah kita duduk di paling belakang, hujan badai, jalan berliku tajam, supirnya ergh banget nyetirnya, PERFECT.  Pukul 3 sore, I’m Home. :)

THE END


dan aku, tak kan melupakan setiap detik keindahan, pengalaman dan ukiran kenangan selama di Jogjakarta”  ~ Trenggalek, 08 Januari 2013 ~
Thanks to,
Image17 : Raraa

Image18 : Waradita

Image19 : Anggadesy