Senin, 13 Mei 2013

Friends??



Haiiiiii, wah udah lama banget yaa aku nggak menyambangi blog ku. Sudah tiga bulaan lebiih ya?? Hmm, baiklah sempat minat menulisku berada dalam tahap kritis malesnya.

Bulan Mei yaa?? That's my best friend month. Haha, nggak penting sii ya, but important to me. I never found the best ever friend like her. Sambil mengunyah camilan krupuk Jepang rasa blackpepper, my favorite, aku ingin mendeskripsikan tentang yang namanya TEMAN. Hmm, bukan mendiskripsikan sih, I just wanna share sedikit pengalamanku tentang teman. Menurut deskripsiku, teman itu adalah orang yang sekedar mengenal kita, mengetahui sedikit hal tentang kita dan mungkin proses menuju persahabatan. Baiklah mungkin yang aku bahas kali ini tentang teman yang lebih seperti sahabat, sebut saja teman dekat. Jadi bukan teman yang hanya sekedar pernah bertemu, pernah berkenalan saja. 
Terkadang seseorang, terutama perempuan akan lebih selektif dalam memilih teman. Misalnya saja yang memiliki hobby yang sama atau yang bisa mengerti dia. Awalnya pasti kita akan dengan mudah berteman dengan siapapun, tapi kelamaan satu persatu akan kalian jauhi, membuat kelompok-kelompok tersendiri. Pernahkah kalian sadar, teman yang kalian jauhi itu pernah dekat dengan kalian dan setelah itu kalian bertemu dengan teman lain yang lebih cocok, kalian tahu bagaimana perasaan teman kalian itu? Coba posisikan diri kalian disana, bagaimana rasanya?


Kalian mungkin benar, mencari teman memang yah paling tidak, cocok, serta loyal kepada kita, tanpa tahu bahwa mereka kadang bisa mengantar kalian ke hal yang negatif. Menurut kalian itu menyenangkan atau alasan lain yang membuat kalian merasa nyaman dengan teman tersebut.

Teman itu tidak harus dia yg selalu loyal yang ada buat kita, dan dia juga yg memasukkan kita ke hal hal yg negatif. Harusnya kita berfikir bahwa masih banyak teman diluar sana yang bisa membawa kita menjadi pribadi baik dan berani menegur ketika kita salah. Bahwasanya teman yg baik itu bukan teman yang akan datang, selalu datang mendukung perbuatan-perbuatan buruk kita, tetapi teman yang baik sejatinya adalah mereka yang akan berkata tidak untuk keburukan, dan berkata iya untuk kebaikan. Memang tak semua teman seperti itu, bahkan terbilang teman yang seperti itu adalah jenis teman yang sangat nggak asyik, nggak gahol dan sebagainya. Tapi teman jenis ini pasti ada satu diantara 1000 teman-teman bertopeng kalian. Ingat, jika kalian memiliki taraf yang sama dg saya, saya yakin kalian cukup dewasa untuk memilih, cukup tahu mana yang disebut benar dan mana yang disebut salah. Kata seorang dosen saya, "belajar berfikirlah dewasa sebelum kedewasaan itu memperkosa kalian untuk berfikir ke kedewasaan yang salah". Benar juga apa kata beliau, jutaan anak muda zaman sekarang banyak yang terperkosa dengan kedewasaan instan, kedewasaan sebelum waktunya yang menimbulkan dampak-dampak buruk bagi anak muda yang lainnya, yang seharusnya dia atau mereka bisa menggenggam Indonesia dengan karya karya mereka yang kreatif. Namun yang terjadi di Indonesia sendiri mereka terlalu takut untuk berdiri dengan kakinya sendiri, ragu untuk berjalan dengan prinsip mereka sendiri sehingga faktor teman sangat-sangat mempengaruhi sistem pola pikir mereka. Banyak saya jumpai, atau malah diri saya sendiri, bertemu dengan teman-teman yang salah. Pada dasarnya tidak ada kata "teman yang salah" itu, teman kita itu semua benar, pendapat mereka, pengalaman mereka, itu semua benar. Yang bisa menjadi salah adalah ketika mereka mampu merubah kita, mengajak kita kearah perilaku yang salah. 

Ayolah mulai sekarang, teguhkan prinsip hidup kalian sendiri, pegang, genggam. Carilah teman yang mampu berkata tidak saat kalian salah. Bertemanlah sebanyak mungkin tapi tahulah batas, tahulah mana yang pantas untuk diikuti dan mana yang perlu diabaikan. Baik lagi jika anda mampu merubah dia atau mereka menjadi seseorang yg memiliki pegangan, tujuan. Saya sendiri bukan tipe teman yang baik pula, saya juga bukan orang yang benar-benar benar, karena sampai dimanapun tak ada satu manusiapun yang benar-benar benar. Saya tipe orang yang sangat bergantung dengan yang namanya teman, sekali dua kali, berkali kali mendapat teman yang menurut saya salah, masuk ke pergaulan mereka. Tapi, tapii, saya tidak pernah menyalahkan diri saya ataupun mereka telah mendorong saya ke hal buruk, justru saya bersyukur, saya belajar dengan mereka, tahu tentang diri saya sendiri. Kata bapak dosen saya lagi, musuh, teman yang buruk, teman yang jahat, itu bukan harus dijauhi, tapi dekati, kenali, justru merekalah yang akan membimbing kita, memberi pengalaman mereka. 
Memang sulit, kadang jenuh berteman dengan orang yang hidupnya lurus-lurus saja, gitu-gitu aja. Atau kita merasa kesal dengan orang-orang yang tidak sesuai dg yang kita harapkan, misalnya, kita orang yang suka cerita, pengennya didengeriiin terus, tapi kebetulan kalian punya temen yg lebih banyak omong, mengharuskan kalian lebih suka mendengarkan dan karena tidak suka dg sikap dia, kalian menjauh, mencari orang lain yang bisa lebih mengerti. Nah, itulah manusia sebenarnya, mereka tidak akan pernah puas dg apa yang mereka miliki saat ini. Mereka harusnya juga ngerti bahwa tidak semua orang, tidak semua teman mampu mengerti apa yang menjadi keinginan kita. Inti sebenarnya disini adalah kita boleh berteman dengan siapapun entah mereka dari mana, entah mereka siapa, bertemanlah, tapi janganlah lupa dengan siapa kalian, janganlah kalian berubah menjadi orang lain yang seperti tak punya kaki sendiri atau menjadi seseorang yang tak memiliki sesuatu yang perlu diperjuangkan.

Kenapa saya menuliskan artikel ini, karena saya terinspirasi dari salah seorang teman saya, sebut saja namanya Mawar. Mawar ini sebenarnya anak yang mudah bergaul dengan siapapun dan memiliki tujuan hidup yang benar, tapi saya sendiri belum terlalu mengenal dia secara bibit, bebet dan bobotnya, ehm bobotnya mungkin tahulah, haha. Jadi semenjak si Mawar ini kuliah dia sering sekali galau, biasalah anak muda, dan kebetulan teman-temannya itu termasuk kategori teman yang "salah" menurut saya. Mungkin tidak semua, ada lah satu dua orang yang bener. Nah akhirnya nii si Mawar merasa dia harus menyesuaikan diri dengan teman-temannya, seperti suka keluar malam dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan buruk itupun memupuk sampai temannya yang lain sudah benar-benar angkat tangan sama si Mawar ini. Padahal, dia pernah berkata pada saya kalau suatu saat dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya, sebagai anak pertama dia punya tanggung jawab besar untuk adik-adiknya. Tapi saya rasa semua itu mungkin saja akan sedikit menghambat langkah dia untuk menuju ke cita-citanya. Kecuali, suatu saat dia punya suami kayak Eyang Subur, hahaha. Saya dulu juga orang yang seperti Mawar, hingga satu batu besar berhasil menjegal saya untuk kembali ke tujuan hidup saya. Membayangkan wajah orang tua saya suatu ketika akan tersenyum melihat saya, itulah tujuan saya yang insyaAllah akan saya pegang ditengah-tengah godaan besar nanti. Teman, salah satu faktor besar yang menjadikan siapa kita, seperti apa kita diluar sana. Namun, tetap diri kita sendirilah yang menentukan who we are. 

Sekarang, aku bersyukur memiliki teman teman seperti kalian. Teman-teman TK, SD, SMP, SMA serta teman-teman baru saya di Bali. Tak kan pernah aku belajar tanpa kalian, kalianlah yang membuktikan bahwa teori itu hanyalah teori, berbeda dengan praktek dan pengalaman. Iyaa, pengalamanlah guru terbaik di dunia ini. Untuk sahabat-sahabatku, tiada lelah aku bersyukur memiliki kalian, kalian yang tak hentinya memberiku cinta, memberikan makna bahwa aku adalah aku. Mungkin kalian lelah, tapi senyum kaliaan senyumku jugaa, semangatku. :))
 
Me with Bella

Ah, iyaa spesial buat Bella, Happy Birthday, wish you all the best buddy, tulisan ini kubuat sebagian untukmu, tapi tenang, Mawar is not you. Thanks you push me up, support me always, thank you so much. God bless Us. 

Kita memulai segalanya dari awal, kita berjuang demi meraih mimpi kita. Jangan lelah mengingatkanku, kawan. Aku yang selalu membuat masalah. But, G dan L are best friend forever. :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar