Sabtu, 26 April 2014

Bandung

Kemaren oh bukan, beberapa pekan yang lalu tepatnya sih tanggal 17 April 2014 aku dan Yudhy melakukan perjalanan ke...................................................

BANDUUUUUUUNGGG!!!!
Img1 : Peta Bandung

tempat yang sebelumnya cuman mimpi.

Jadi sekitar sebulan sebelumnya aku merencanakan untuk pergi ke Batu, Malang.
Tapi tahu tahu beberapa hari kemudian si Yudhy bilang,
"Gimana kalo kita ke Bandung aja kerumahku."
Sedikit shock tapi yasudahlah, aku sudah beberapa tahun ini merencanakan ke Bandung,
tapi tetap saja GAGAL.
Seperti perjalanan nekatku sebelumnya, no plan.

Oke, seminggu sebelum keberangkatan, aku beli tiket ke bandung pulang-pergi.
Dengan mengeluarkan kocek sekitar 100k itu sudah dapat tiket pulang-pergi dengan KA Kahuripan Ekonomi-AC.

Sebenernya planning kita bertiga sama Rinda, tapi Rinda batal karena suatu alasan.
Img2 : Tiket Berangkat
Img3 : Tiket Pulang

Here we are,
Kamis, 17 April 2014, 06.00 pm.
Kita berangkat menuju ke Lempuyangan, sampai disana lebih 25 menit.
Setelah checking tiket, kita nunggu kereta dateng jam 07.10pm.
Lalu kereta datang dan perjalanan dimulaiiiiii.....

Setelah sebelas jam perjalanan sekitar pukul 6 pagi, kita tiba di Kiara Condong, Bandung.
Langsung cus kerumah si Yudhy dengan naek angkot Cicadas - Cibiru, terus turun dibunderan, naik lagi angkot Cicaheum - Cileunyi.
Damn, hari pertama di Bandung otakku berasap denger orang ngomong Sunda.
FYI, rumahnya Yudhy itu di daerah Cibiru dan tempatnya diatas gitu jadi dingin.
Kalo udah pernah ke daerah Batu Malang, yah kurang lebih seperti itu.
Nggak pernah ngerasain gerah, yang ada airnya kaya es.
Sesampainya dirumah Yudhy, ketemu papahnya dan dihujani pertanyaan bertubi-tubi.
Speechless, awkward, dan merasa terpojok, hohoo.
Dalem hati, "Ini baru bapaknya, belum ibuknya."
Hari pertama hasilnya nggak kemana-mana, karena kita kecapekan dan malemnya hujan tiada berheti.
Yaah, namanya juga Bandung, hujannya semena-mena.

Hari kedua, Sabtu 19 April 2014.
Pagi jam 8, aku baru bangun. he hee.
Dan hell yeah harus mandi pagi-pagi dengan aer yang super duper dingiiiin.
Kita bersiap menuju ke ....... KAWAH PUTIH....
berangkat jam 9.30am, dengan motor yang mirip Reno, kita menuju ke Ciwidey.
Jam segitu, di Bandung udah panas bingit.
Dua jam an setelah perjalanan naik turun kita sampai di parkiran Kawah Putih.
Dengan pemerkosaan untuk beli masker yang satunya 5k -_-.
Abis itu bayar lagi akomodasi dan tiket masuk per orang nya 28k kalo kita nggak bawa mobil sendiri.
Semacam naik Sathel kaya di Bali gitu kita bisa dapet tiket pulang-pergi ke kawahnya.
Dan if you know, naek itu dengan jalan yang cukup 2 mobil itupun maksa, naik turun.
Sumpah berasa naik Roller Coaster, tapi seruu.
Kalo aku bilang itu Angkot Coaster, hahaha.

Akhirnya setelah seru-seruan dijalan, as usual, kita sampai di Kawah Putiiih Meeen.
Namanya juga ciptaan Yang Kuasa, itu indah bangeeet.
Walaupun hari itu weekend dan rameee cuuy.
Kita habiskan dengan muter-muter setengah danau, CUMAN buat nyari angle foto selfie.
Hahaha.
Setelah capek memenuhi memory kamera, dan mendung mulai mengancam, kita memutuskan pulang.
Tapi sebelum pulang, kita mampir dulu ke kebun teh.
Baru kali itu lihat kebun teh beneraan.
Ritual selfie dulu cuman dapet beberapa karena udah mulai gerimis.
Di sepertiga perjalanan itu mendung gerimis, lalu di sepertiganya lagii panas bingiit sudah sampai di kota, dan sepertiga menuju Rumah. HUJAN DERAS.
Kita pulang basah kuyup, mamahnya Yudhy khawatir pisan, langsung bikinin aer panas buat mandi.
Malemnya, hujan terus mengguyur.
Damn, I hate Raiiin.
Img4 : Kawah Putih

Img5 : Danau Kawah Putih

Img6 : Fvck yee

Img7 : Rika

Img8 : Rika  & Yudhy


Keesokan harinyaa, ugh dingiiiin.
Times to beli oleh-oleh.....
Hari terakhir, karena malemnya kita harus balik ke Jogjaa.
Sialnya, kita mulai keluar dari rumah jam 12 an siang, dan hujan tiba-tiba.
Dalam waktu yang deadline, akhirnya motornya kita tinggal didepan swalayan gitu dan kita naek angkot.
Dan kita nyasar cuman mau nyari cireng isi yang ujungnya nggak ketemu.
Kita cukup lelah mengelilingi setengah kota Bandung.
Waktu kita pulang, hujan deres turun dan jalanan pada banjir.
Lagi-lagi semua ambyar gara-gara hujan.
Sampai dirumah jam 5 sore, langsung packing buat pulang ke Jogja.
Jam setengah 7 malam, kita dianter papah sama adeknya Yudhy ke depan gang dan naek angkot lagi menuju Stasiun Kiara Condong.
Img9 : Stasiun Kiara Condong

Setelah checking tiket dan beberapa menit kemudian kereta Kahuripan datang.
Kereta berangkat sesuai jadwal pukul 09.30pm dan sampai Jogja pukul 5.00 pm.

Akhirnya Lempuyangan, Jogjaa, lovely, cute city.

Next Destinatioon Semaraang, Banyuwangi, Baliiiii.....


Kamis, 24 April 2014

Cerita seorang Perempuan

Suatu ketika seorang perempuan datang padaku dan bertanya,
"Cinta itu seperti apa?"

Aku terdiam,
Lalu aku membuka mulutku dan berkata,
"Sesungguhnya, aku belum pernah tahu cinta itu seperti apa.
Tapi seseorang pernah mengajariku bahwa ketika kita mencintai seseorang,
rasa percaya, rasa nyaman, rasa bahagia mereka berpadu.
Walaupun orang yang kita 'cintai' telah pergi, kita tetap merindukan.
Itu cinta menurutku."

Si perempuan tadi kembali bertanya,
"Lalu, jika itu semua yang kau sebutkan kurasakan pada perempuan juga?"

Aku semakin terdiam, tak bisa kujawab.

Perempuan tadi akhirnya bercerita tentang dirinya.

"Menurutku, yang kau sebutkan tadi bukan cinta.
Cinta yang dikoarkan oleh mayoritas adalah "Cinta Lawan Jenis".
Aku terlahir sebagai seseorang yang tidak pernah dianggap perempuan.
Lalu aku sering bertanya pada diriku.
Aku ini berfisik perempuan, tapi mengapa mereka tak pernah menganggapku perempuan?
Aku melakukan pekerjaan laki-laki, 
tak diberi keringanan sama sekali.
Sampai aku menyadari kekeliruan dalam jiwaku.
Aku tak tertarik dengan makhluk bernama laki-laki.
Aku selalu sadar akan kesalahanku, 
bukan kodrat seorang perempuan untuk mencintai perempuan.
Hingga akhirnya, aku semakin nyaman dengan dunia yang salah.
Kesana kemari mencari cinta yang tadi kau sebutkan.
Pertama, aku hanya mendapatkan nyaman, hingga berlalu lama.
Kedua, aku tak tahu bahwa ada drama juga dalam duniaku.
Ketiga, yang kutahu nafsupun menjadi cinta.
dan yang terakhir, aku bahkan susah menceritakannya kepadamu.
Dia seorang perempuan yang kukagumi.
Dia yang selalu aku tulis.
Dia yang memberikan kenyamanan, nafsu, dan cinta yang kau katakan tadi.
Dia perempuan sempurna yang pernah kutemui.
Tapi sayang, (menghela nafas, diam sejenak).

Kau tahu, aku bukanlah orang yang dia cintai.
Aku bukanlah orang yang selalu dia tulis.
Diery, nama itu yang selalu ada disetiap lembar kertas miliknya.
Nama itu mungkin yang tetap ada dalam benaknya, bukan aku.
Dan suatu ketika aku bertemu dengan orang yang dia tulis.
Kau tahu, rasanya tak beda jauh dengan empedu.
Tapi aku mencoba, meluaskan hatiku untuk tersenyum.
Manusia mana sih yang tidak hancur ketika pasangannya bertemu masa lalunya.
Sakit, perih, sekali lagi demi seseorang yang memberiku cinta, katamu.
Lalu aku berjalan menjalani kembali bersama dia.
Semakin hari cinta, nafsu dan rasa ingin memiliki semakin bertambah.
Aku tak pernah merasakan sesuatu yang lebih menerbangkan daripada Inex.
Aku selalu menyukai ciuman kening paginya.
Aku suka aroma tubuhnya setelah dia mandi.
Dan aku menyukai segalanya.
Bahkan, masa lalunya.
but, nothing last forever.
Suatu ketika kita pernah membicarakan ini sebelumnya,
tentang kembalinya kita ke kodrat masing-masing.
Aku pikir pembicaraan ini akan lama sekali dibahas kembali.
Aku meng'iya'kan janji yang dia ucap.
Setelah bersamanya, aku harus kembali.

Selang beberapa waktu kemudian, sikapnya mulai aneh.
Kau tahu, dia mulai menjauh.
Memang bukan menjauh dari mataku, tapi rasa kita mulai jauh.
Sesak, perlakuannya mulai seakan tak peduli.
Dan ketika kulihat kertas yang biasa dia tulis, kutemukan coretan nama seseorang.

AJI.

Tertulis selembar penuh.
Aku seperti melambung terlalu tinggi, dan terjatuh cukup keras dan tidak mati.
Itu sakit.
Apa yang kusakitkan bukan nama itu, tapi kebisuannya.

Akhirnya aku membuat keputusan terbodoh, dengan meninggalkan dia pergi.
Aku terlalu pengecut untuk bertahan sedikit lagi.
Aku membiarkanmu bersama lelakinya.
Kau tahu, aku seperti Moron  yang dengan munafik merelakan orang yang dia sayang bersama orang lain.
Dan aku merasa seperti keledai, yang dia seret sebagai pelarian Diery.

Aku melakukan 3 kebodohan :
Pertama, aku mencintainya itu kebodohan yang aku lakukan.
Kedua, aku meninggalkannya, itu keputusan terbodoh.
Dan ketiga, AKU MASIH MENCINTAINYA.

Setelah waktu berjalan dan aku menemukan banyak sekali pelarian, tak satupun aku suka.
Hingga detik aku bercerita padamu, aku masih berharap ada kesempatan bersamanya.

Ragaku mungkin bersama laki-laki, tapi tidak dengan jiwaku. 

LALU, BISAKAH KAU SIMPULKAN KEMBALI APA ITU CINTA??"


Aku hanya terdiam. tak mampu aku menjawab pertanyaan perempuan itu.
Dia menatapku pelan, tajam dan ingin menangis.
"Aku semakin tak mengerti, cinta yang dikonsepkan Tuhan itu seperti apa?"

Aku memeluk perempuan itu dan aku berbisik.
"Bila apa yang kau sebut cinta itu tidak membuatmu menyesal, yakinlah dia juga memiliki rasa yang sama sepertimu."