Haiiiiii,
wah udah lama banget yaa aku nggak menyambangi blog ku. Sudah tiga bulaan
lebiih ya?? Hmm, baiklah sempat minat menulisku berada dalam tahap kritis
malesnya.
Bulan
Mei yaa?? That's my best friend month. Haha, nggak penting sii ya, but
important to me. I never found the best ever friend like her. Sambil mengunyah
camilan krupuk Jepang rasa blackpepper, my favorite, aku ingin mendeskripsikan tentang
yang namanya TEMAN. Hmm, bukan mendiskripsikan sih, I just wanna share sedikit
pengalamanku tentang teman. Menurut deskripsiku, teman itu adalah orang yang
sekedar mengenal kita, mengetahui sedikit hal tentang kita dan mungkin proses
menuju persahabatan. Baiklah mungkin yang aku bahas kali ini tentang teman yang
lebih seperti sahabat, sebut saja teman dekat. Jadi bukan teman yang hanya
sekedar pernah bertemu, pernah berkenalan saja.
Terkadang seseorang, terutama perempuan akan lebih selektif dalam memilih teman. Misalnya saja yang memiliki hobby yang sama atau yang bisa mengerti dia. Awalnya pasti kita akan dengan mudah berteman dengan siapapun, tapi kelamaan satu persatu akan kalian jauhi, membuat kelompok-kelompok tersendiri. Pernahkah kalian sadar, teman yang kalian jauhi itu pernah dekat dengan kalian dan setelah itu kalian bertemu dengan teman lain yang lebih cocok, kalian tahu bagaimana perasaan teman kalian itu? Coba posisikan diri kalian disana, bagaimana rasanya?
Terkadang seseorang, terutama perempuan akan lebih selektif dalam memilih teman. Misalnya saja yang memiliki hobby yang sama atau yang bisa mengerti dia. Awalnya pasti kita akan dengan mudah berteman dengan siapapun, tapi kelamaan satu persatu akan kalian jauhi, membuat kelompok-kelompok tersendiri. Pernahkah kalian sadar, teman yang kalian jauhi itu pernah dekat dengan kalian dan setelah itu kalian bertemu dengan teman lain yang lebih cocok, kalian tahu bagaimana perasaan teman kalian itu? Coba posisikan diri kalian disana, bagaimana rasanya?
Kalian
mungkin benar, mencari teman memang yah paling tidak, cocok, serta loyal kepada
kita, tanpa tahu bahwa mereka kadang bisa mengantar kalian ke hal yang negatif.
Menurut kalian itu menyenangkan atau alasan lain yang membuat kalian merasa
nyaman dengan teman tersebut.
Teman
itu tidak harus dia yg selalu loyal yang ada buat kita, dan dia juga yg
memasukkan kita ke hal hal yg negatif. Harusnya kita berfikir bahwa masih
banyak teman diluar sana yang bisa membawa kita menjadi pribadi baik dan berani
menegur ketika kita salah. Bahwasanya teman yg baik itu bukan teman yang akan
datang, selalu datang mendukung perbuatan-perbuatan buruk kita, tetapi teman
yang baik sejatinya adalah mereka yang akan berkata tidak untuk keburukan, dan
berkata iya untuk kebaikan. Memang tak semua teman seperti itu, bahkan
terbilang teman yang seperti itu adalah jenis teman yang sangat nggak asyik,
nggak gahol dan sebagainya. Tapi teman jenis ini pasti ada satu diantara 1000
teman-teman bertopeng kalian. Ingat, jika kalian memiliki taraf yang sama dg
saya, saya yakin kalian cukup dewasa untuk memilih, cukup tahu mana yang
disebut benar dan mana yang disebut salah. Kata seorang dosen saya, "belajar
berfikirlah dewasa sebelum kedewasaan itu memperkosa kalian untuk berfikir ke
kedewasaan yang salah". Benar juga apa kata beliau, jutaan anak muda zaman
sekarang banyak yang terperkosa dengan kedewasaan instan, kedewasaan sebelum
waktunya yang menimbulkan dampak-dampak buruk bagi anak muda yang lainnya, yang
seharusnya dia atau mereka bisa menggenggam Indonesia dengan karya karya mereka
yang kreatif. Namun yang terjadi di Indonesia sendiri mereka terlalu takut
untuk berdiri dengan kakinya sendiri, ragu untuk berjalan dengan prinsip mereka
sendiri sehingga faktor teman sangat-sangat mempengaruhi sistem pola pikir
mereka. Banyak saya jumpai, atau malah diri saya sendiri, bertemu dengan
teman-teman yang salah. Pada dasarnya tidak ada kata "teman yang
salah" itu, teman kita itu semua benar, pendapat mereka, pengalaman
mereka, itu semua benar. Yang bisa menjadi salah adalah ketika mereka mampu merubah
kita, mengajak kita kearah perilaku yang salah.
Ayolah
mulai sekarang, teguhkan prinsip hidup kalian sendiri, pegang, genggam. Carilah
teman yang mampu berkata tidak saat kalian salah. Bertemanlah sebanyak mungkin
tapi tahulah batas, tahulah mana yang pantas untuk diikuti dan mana yang perlu
diabaikan. Baik lagi jika anda mampu merubah dia atau mereka menjadi seseorang
yg memiliki pegangan, tujuan. Saya sendiri bukan tipe teman yang baik pula,
saya juga bukan orang yang benar-benar benar, karena sampai dimanapun tak ada
satu manusiapun yang benar-benar benar. Saya tipe orang yang sangat bergantung
dengan yang namanya teman, sekali dua kali, berkali kali mendapat teman yang
menurut saya salah, masuk ke pergaulan mereka. Tapi, tapii, saya tidak pernah
menyalahkan diri saya ataupun mereka telah mendorong saya ke hal buruk, justru
saya bersyukur, saya belajar dengan mereka, tahu tentang diri saya sendiri.
Kata bapak dosen saya lagi, musuh, teman yang buruk, teman yang jahat, itu
bukan harus dijauhi, tapi dekati, kenali, justru merekalah yang akan membimbing
kita, memberi pengalaman mereka.
Memang sulit, kadang jenuh berteman dengan orang yang hidupnya lurus-lurus saja, gitu-gitu aja. Atau kita merasa kesal dengan orang-orang yang tidak sesuai dg yang kita harapkan, misalnya, kita orang yang suka cerita, pengennya didengeriiin terus, tapi kebetulan kalian punya temen yg lebih banyak omong, mengharuskan kalian lebih suka mendengarkan dan karena tidak suka dg sikap dia, kalian menjauh, mencari orang lain yang bisa lebih mengerti. Nah, itulah manusia sebenarnya, mereka tidak akan pernah puas dg apa yang mereka miliki saat ini. Mereka harusnya juga ngerti bahwa tidak semua orang, tidak semua teman mampu mengerti apa yang menjadi keinginan kita. Inti sebenarnya disini adalah kita boleh berteman dengan siapapun entah mereka dari mana, entah mereka siapa, bertemanlah, tapi janganlah lupa dengan siapa kalian, janganlah kalian berubah menjadi orang lain yang seperti tak punya kaki sendiri atau menjadi seseorang yang tak memiliki sesuatu yang perlu diperjuangkan.
Memang sulit, kadang jenuh berteman dengan orang yang hidupnya lurus-lurus saja, gitu-gitu aja. Atau kita merasa kesal dengan orang-orang yang tidak sesuai dg yang kita harapkan, misalnya, kita orang yang suka cerita, pengennya didengeriiin terus, tapi kebetulan kalian punya temen yg lebih banyak omong, mengharuskan kalian lebih suka mendengarkan dan karena tidak suka dg sikap dia, kalian menjauh, mencari orang lain yang bisa lebih mengerti. Nah, itulah manusia sebenarnya, mereka tidak akan pernah puas dg apa yang mereka miliki saat ini. Mereka harusnya juga ngerti bahwa tidak semua orang, tidak semua teman mampu mengerti apa yang menjadi keinginan kita. Inti sebenarnya disini adalah kita boleh berteman dengan siapapun entah mereka dari mana, entah mereka siapa, bertemanlah, tapi janganlah lupa dengan siapa kalian, janganlah kalian berubah menjadi orang lain yang seperti tak punya kaki sendiri atau menjadi seseorang yang tak memiliki sesuatu yang perlu diperjuangkan.
Kenapa
saya menuliskan artikel ini, karena saya terinspirasi dari salah seorang teman
saya, sebut saja namanya Mawar. Mawar ini sebenarnya anak yang mudah bergaul
dengan siapapun dan memiliki tujuan hidup yang benar, tapi saya sendiri belum
terlalu mengenal dia secara bibit, bebet dan bobotnya, ehm bobotnya mungkin
tahulah, haha. Jadi semenjak si Mawar ini kuliah dia sering sekali galau,
biasalah anak muda, dan kebetulan teman-temannya itu termasuk kategori teman
yang "salah" menurut saya. Mungkin tidak semua, ada lah satu dua
orang yang bener. Nah akhirnya nii si Mawar merasa dia harus menyesuaikan diri
dengan teman-temannya, seperti suka keluar malam dan sebagainya.
Kebiasaan-kebiasaan buruk itupun memupuk sampai temannya yang lain sudah
benar-benar angkat tangan sama si Mawar ini. Padahal, dia pernah berkata pada
saya kalau suatu saat dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya, sebagai anak
pertama dia punya tanggung jawab besar untuk adik-adiknya. Tapi saya rasa semua
itu mungkin saja akan sedikit menghambat langkah dia untuk menuju ke
cita-citanya. Kecuali, suatu saat dia punya suami kayak Eyang Subur, hahaha.
Saya dulu juga orang yang seperti Mawar, hingga satu batu besar berhasil
menjegal saya untuk kembali ke tujuan hidup saya. Membayangkan wajah orang tua
saya suatu ketika akan tersenyum melihat saya, itulah tujuan saya yang
insyaAllah akan saya pegang ditengah-tengah godaan besar nanti. Teman, salah
satu faktor besar yang menjadikan siapa kita, seperti apa kita diluar sana.
Namun, tetap diri kita sendirilah yang menentukan who we are.
Sekarang,
aku bersyukur memiliki teman teman seperti kalian. Teman-teman TK, SD, SMP, SMA
serta teman-teman baru saya di Bali. Tak kan pernah aku belajar tanpa kalian,
kalianlah yang membuktikan bahwa teori itu hanyalah teori, berbeda dengan
praktek dan pengalaman. Iyaa, pengalamanlah guru terbaik di dunia ini. Untuk
sahabat-sahabatku, tiada lelah aku bersyukur memiliki kalian, kalian yang tak
hentinya memberiku cinta, memberikan makna bahwa aku adalah aku. Mungkin kalian
lelah, tapi senyum kaliaan senyumku jugaa, semangatku. :))
![]() |
| Me with Bella |
Ah,
iyaa spesial buat Bella, Happy Birthday, wish you all the best buddy, tulisan
ini kubuat sebagian untukmu, tapi tenang, Mawar is not you. Thanks you push me
up, support me always, thank you so much. God bless Us.
Kita memulai segalanya dari awal, kita berjuang demi meraih mimpi kita. Jangan lelah mengingatkanku, kawan. Aku yang selalu membuat masalah. But, G dan L are best friend forever. :))
Kita memulai segalanya dari awal, kita berjuang demi meraih mimpi kita. Jangan lelah mengingatkanku, kawan. Aku yang selalu membuat masalah. But, G dan L are best friend forever. :))


