Suatu teori ketika rindu datang menyerang, yang bisa kau lakukan adalah menemuinya.
Tapi bagaimana bila itu tak bisa?
Bagaimana bila ternyata ada ketidakmungkinan yang menghalangi?
Dan bagaimana membuang rindu yang terkadang menumpuk?
Pertanyaan demi pertanyaan, dan pernyataan-pernyataan muncul menyimpulkan atas tanya.
Kadang pula tak mampu kujawab maupun kuanalisis.
Kau, ketidakmungkinan kutemui bila aku merindukanmu, Ra.
Entahlah, kupikir rasa itu telah menguap.
Tapi terkadang rindunya masih sering datang menyakitkan.
Kau satu-satunya manusia yang tak bisa kuanailisis.
Tak bisa ku logika dengan berbagai teori.
Atau bisa saja mungkin perasaanku yang tak berteori.
Masih tak kumengerti, dalam dua tahun setelah tak bersama,
dengan intensitas ketemu hanya dua kali,
kenapa bisa aku masih merindukan seperti kau masih milikku?
Sampai aku tak mampu membawa rindu,
sampai aku harus bersimpuh memohon kepada Tuhan untuk menghilangkan ini.
Tapi Tuhan tak pernah mengabulkannya.
Masih belum bisa kujawab kenapa Tuhan masih membiarkannya.
Orang bilang, "temui saja.."
Tak akan.
Tak semudah itu menemuinya.
Dia bukan manusia seperti manusia sebelumnya.
Mereka bilang lagi, "yasudah kalo begitu hubungi saja.."
Ah apalagi itu, males.
Hingga terkadang aku harus meng'introgasi' orang-orang yang kupikir seperti dia.
Bertanya tentang bagaimana, tentang kemungkinan-kemungkinan yang ada dipikirannya.
Bodohnya aku melakukan pekerjaan tak penting seperti itu.
Disitulah kadang saya merasa menyesal menjadi seorang "Melankolis"
Rindu yang datang tiba-tiba dan bertubi-tubi serta intensitas sering itu membuatku harus tegas.
Yah walopun mungkin tetap saja kalah sama hati.
Ada hal-hal yang biasanya kulakukan ketika mereka datang.
Pertama, menulis tentangmu atau menulis tentang apa yang kupikirkan saat itu hingga aku lupa apa yang sedang kurasa.
Kedua, kadang aku hanya mengingat kenangan yang "ehm" dan akhirnya ketiduran.
Ketiga, mungkin aku mengingat hal-hal buruk atau keburuk-keburukanmu, atau juga kenangan buruk, sama mbak yang satu itu misalnya.
Keempat, untuk melenyapkan rindu ini dengan stalker sampai bosan, lalu sedikit emosi, selanjutnya berfikir positif tentang "kemenangan".
Kelima, mungkin yang kelima ini alternatif terakhir dengan tidur saja lah, atau nge-game sampai ketiduran.
Itulah yang aku lakukan ketika rindu kepadamu tiba-tiba datang.
Untuk keberhasilan, yaa kurasa sangat cukup berhasil, hanya mungkin waktu-waktunya aja yang berbeda.
Bisa dalam waktu 15 menit sudah hilang ada yang sampai tiga hari.
Astaga, kupikir ini adalah penyakit.
Iya, ini virus baru tubuh manusia, Sality Virus on human's heart.
Virus komputer yang ketika sudah dihapus akan muncul lagi suatu ketika dan tak bisa diakses lagi ketika muncul kembali, hanya bisa dihapus tapi nanti balik lagi.
HUFT...
Kupikir memang sudah tak ada lagi jalan untuk hanya "berteman" denganmu Ra,
Karena apa yang sudah terinjak hancur takkan bisa kembali lagi sempurna.
Sudah tak lagi aku berharap walau hanya berkata "hai" atau sekedar bertanya "apa kabar?"
Sudah tak ada lagi dirimu.
Tak ada lagi senyum itu, suara itu, dan sentuhmu.
Yang bisa kulihat hanya gambar tak bergerak ketika kau mengganti Display Picture mu.
Atau sekedar lewat pada timeline instagram.
Hanya akan sebatas itu.
But, I thought that my 2015's resolution is work!
Sudah tak ada lagi getaran aneh ketika aku nge-chat kamu dulu.
Sudah tak lagi salting ketika kau balas.
Yah memang rasanya sudah menguap.
Dua tahun sudah cukup lama membuangnya.
Hanya rindu, yang terkadang datang menyesakkan.
20 April 2015
Diatas rindu ini, mari kita berpestaa....