Semoga, seseorang membaca ini. seseorang yang masih melekat erat di dalam sini, hati.
Kupikir dengan pergi aku bisa melupakannya.
Kupikir dengan menjauh darinya aku dan dia tenang.
Kupikir dengan tidak menghubunginya aku tak mengganggunya lagi.
Tapi tahukah bahwa itu sesak.
Tahukah bahwa semua itu menghantui setiap detikku.
Bahwa semua yang kulakukan itu hanya menyakiti diriku sendiri.
Aku hanya merasa sakit tanpa tahu apa yang membuatnya perih.
Aku hanya merasa aku merindukan seseorang tanpa pernah tahu apakah ia melakukan hal yang sama.
Kali ini aku tahu, mengapa ini perih.
Mengapa ini menyiksa.
Dan mengapa ini menghantuiku?
Aku tahu, ini Cinta kata orang.
Tapi aku teriak, "aku sudah tak mencintainya".
Aku merasakan sakit luar biasa ketika kata-kata itu benar-benar keluar dari mulutku.
Sekian lama aku tetap takut dengan bayangku sendiri.
Aku dengan gelapnya langkahku, tak pernah berani melangkah.
Sudah hampir satu tahun aku benar-benar menyembunyikan semuanya.
Aku sembunyi dari sakit yang kurasa, sembunyi dibalik senyum, tawa dan kepalsuan lainnya.
Entahlah, kamu sudah pergi, semuanya yang coba kutinggalkan telah pergi.
Dan aku terjebak dalam rencanaku sendiri.
Aku terjebak dalam rasa yang telah kau biasakan.
Dengarkan,
Aku mencintaimu tanpa alasan.
Dari awalpun aku tak tahu kenapa aku begitu sayang.
Aku tak tahu, yang aku tahu aku pengen sama kamu. tanpa alasan.
Aku tahu, aku kurang dalam hal apapun.
Aku rela jadi apapun yang kamu mau, asal sama kamu aku mau.
Aku tahu cinta ini takkan bisa, selamanya takkan bisa.
Tapi hatiku tak bisa selamanya berbohong.
Bila cinta ini memang tak pernah halal, kenapa Tuhan masih saja tanamkan kamu didalam sini?
Kamu, aku merindukanmu.
Aku ingin berteriak, aku merindukanmu. cukup.
Aku tahu ini terlambat.
Semua terlambat.
Aku hanya ingin kamu tahu.
Aku hanya ingin tahu kamu.
Maaf. Aku sungguh meminta maaf.
Maaf, AKU MENCINTAIMU.
Kamu.