Selasa, 09 Juli 2013

Cinta itu.....

Ahhhhh, akhirnya aku sempat membuka lagi blog ku. Biasalah sibuuuk (alaaaah). Yes here we are, July. Honestly, aku nggak terlalu punya chemistry sama bulan ini. Haha, itu nggak penting. Well, it's early July on that year. Kali ini aku pengen membahas topik paling klise di Jagad Raya ini. Iya, CINTA.


Img1 : Love
Berjuta pujangga instan setiap detik menjabarkan kata-kata ini yang bahkan sebagian dari mereka tidak mengetahui maknanya. Yah, aku sendiri bukan seorang yang paham akan makna itu. Terlalu klise. Asli. Mereka mudah sekali mengucapkannya, membuktikannya?? Hanya beberapa persen dari jumlah manusia di dunia ini, tak sampai 50%.

Sebelum lebih jauh, menurut Om Wiki, cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan masa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda.

Makna "positif" itu mungkin pada masa ini telah bergeser makna. Positif hamil sebelum nikah misalnya. Miris memang definisi cinta pada zamanku ini. Hanya satu kata "cinta", manusia buta. Buktinya pada sebuah riset menunjukkan melalui metode scan otak, para peneliti University College London menemukan bagian otak yang bekerja aktif saat manusia berada dalam suasana jatuh cinta. Disaat yang bersamaan, bagian otak kiri menekan bagian otak lain yang bertugas mengatur pemikiran kritis. Saat area otak yang mengontrol pemikiran kritis ditekan dan kinerjanya berkurang, manusia cenderung tidak mampu menemukan kekurangan -baik fisik maupun kepribadian- dari orang yang disukainya. Pandangan negatifmaupun pemikiran yang tidak masuk akal seolah diabaikan dan digantikan rasa cinta yang menggebu-gebu. Nah, that's why "Love is Blind". 

Img2 
Menurut pengalaman Dewi Cinta (baca:aku) haha, cinta itu kalo udah buta yang kelihatan hanya baik-baiknya, umbar janji sana janji sini. Setelah hubungan selesei, oke selesei. Tanpa kita ingat janji untuk tidak menjauh, janji untuk hidup selamanya bersama. Terlalu naif, muluk-muluklah. Terkadang janji yang seperti itu ada yang menyebutnya sebagai komitmen, tapi apa?? Hubungan selesei, yasudah, bye. Kenapa aku jadi curhat coba? Balik ke topik, jujur saja aku sedikit muak mendengar kata, kalimat yang berhubungan dengan  ini, apalagi kalau hati sudah rusak gara-gara perbuatan si biadab cinta ini.

Baiklah, cinta memang nggak bisa dimunafikkan, sebagai manusia "normal" bahkan yang "'setengah normal" maupun "abnormal" pun memiliki cinta. Entah cinta terhadap apa. Bila cinta itu masih saja kau dustakan, kemungkinan besar kau tak pernah dibuat ataupun dilahirkan dengan cinta itu sendiri. Bisa saja mama kamu tidak ingin melahirkanmu. Tapi kemungkinan itu seperti tengu, kecil banget. Sebejat-bejatnya mama kamu pasti melahirkanmu dengan cinta, dengan syarat kau lahir selamat. Kalau enggak cinta mana mau mamamu membawa beban berat selama 9bulan 10 hari dalam hari-harinya. Maksud dari selamat itu tadi, yaitu selamat dari pengguguran paksa atau selamat kamu memang diterima dalam keadaan bernyawa atau tidak. Dan semoga kalian mengerti maksud kalimat itu. Haha.

Kembali ke cinta dasar, yaitu cinta abadi, tentang cinta manusia dengan Tuhan. Cinta yang satu ini justru yang sering terabaikan, padahal ini adalah cinta paling abadi sepanjang dunia dan kehidupan "nanti". Manusia kadang terlalu fokus sama ke"cinta"annya dengan "yang terlihat", sehingga sering sekali tenggelam dan melupakan siapa yang memberikan rasa. Sama seperti mencintai manusia, terkadang seeorang hanya melihat cover atau pembungkus nyawa yang bagus tanpa tahu apa yang terjadi dengan sifat yang ada di dalam. Itulah manusia yang hanya melihat nyata dan melupakan cinta sesungguhnya. Betapa Tuhan mencintai makhluknya tanpa batas, sedangkan manusia mencintai apabila ada apanya. Itu pasti. Jika kau melakukan kesalahan, Tuhan dengan kasih sayangnya mengampuni, bila sungguh-sungguh meminta ampunan. Manusia? Belom tentu. Jadi mohon renungkan tentang cinta Tuhan ini.

Pernah suatu ketika aku menonton sebuah film garapan Negara tetangga, yang salah seorang pemainnya bercerita tentang suatu pulau yang dihuni oleh semua perasaan-perasaan. Ada Marah, Senang, Sedih, Kecewa, Cinta, Ambisi dan lainnya. Suatu hari, pulau tersebut dikabarkan akan tenggelam dan  semuanya menyelamatkan diri dengan menaiki kapal. Tapi Cinta ingin tetap bertahan di pulau tersebut hingga pulau tersebut benar-benar hampir habis tenggelam. Namun, ia akhirnya memutuskan menyelamatkan diri dengan kapal di saat-saat terakhir. Karena ia belom sempat mempersiapkan kapalnya, Cinta memohon kepada Sukses untuk diijinkan menaiki kapalnya, tapi Sukses menolak. Sukses mengatakan, "Tidak ada tempat untukmu Cinta, kapalku penuh dengan harta.". Lalu Cinta pergi bersama Egois, Cinta memohon kepada Egois untuk menaiki kapalnya tapi ditampik oleh Egois. Lalu Cinta pergi ke Sedih, tapi tak dihiraukan, karena Sedih hanya ingin menyendiri, selalu. Bahagia telah berlayar jauh tanpa memperhatikan Cinta, ia terlalu tenggelam dengan dirinya sendiri. Tiba-tiba ada suara memanggil Cinta, "Hai Cinta, mari ikutlah berlayar denganku.". Cinta sangat senang dengan ajakannya, tanpa mengingat untuk menanyakan siapa yang menolongnya itu. Sesampainya di daratan, Cinta bertanya pada Kedewasaan, siapakah yang telah menolongnya tadi. Kedewasaan menjawab, "Waktu, yang hanya bisa menolongmu adalah waktu, dialah yang paling mengerti kau Cinta, tapi kau tak pernah memperhatikannya."

Dari cerita tersebut memanglah benar, dengan seiringnya kedewasaan seeorang, ia akan mengetahui bahwa waktulah yang akan membukakan arti Cinta sesungguhnya, dan hanya waktulah yang mengerti cinta. Cinta yang telah tumbuh, tak pernah mati, ia hanya bersembunyi dengan berjalannya waktu. Kalaupun ia mati, itu karena manusianya tak pernah sekalipun punya hati.

Nah, lanjut ke cinta dan nafsu. Dijamanku yang "katanya" Globalisasi, Modernisasi atau apalah ini, Cinta dan Nafsu adalah definisi yang sejajar dan hampir tak dapat dibedakan. Mengatas namakan cinta karena dorongan nafsu. Dan itu wajar saat ini. Fakk!! Hmm, tak munafik bahwa manusia memang diberikan nafsu oleh Tuhan, TAPI itu sepaket dengan Akal. Ketika nafsu itu bernama Cinta, maka setan menang. Setan telah berhasil mendorongmu untuk menemaninya, di neraka. Naudzubillah. Dan siapa yang paling dirugikan dalam hal ini, Perempuan. Pikirkan!!!!

Dulu, orang bilang bahwa orang yang mengatakan "Mencintai tak harus memiliki itu munafik". Aku sendiri setuju bahwa munafik sekali, mencintai itu harus memiliki. Tapi, sekarang seiring dengan kedewasaan, mungkin, aku telah terjebak dalam kata-kata tersebut dan harus mengakui bahwa ada cinta yang tak termiliki. Sakit memang, tapi harus. Mencintai dalam diam, hanya aku dan Tuhan yang tahu bahwa aku mencintai. Hingga saat ini, aku masih mencintainya, tanpa ada keinginan kembali memilikinya, karna itu amat tidak mungkin terjadi bahkan tidak boleh terjadi. Tidak munafik, inilah nyata. Yah itulah Cinta. Cinta yang akan selamanya berkembang, menjadi topik paling klise, mainstream atau entahlah.


Img3 : difference
Akhirnya, Cinta itu milyaran definisi, jutaan rasa, dan anugerah paling indah.

Bulan Ramadhan yang telah dipelupuk mata, saatnya memupuk Cinta untuk Tuhan. Aku meminta maaf atas segala salah. Bahwa manusia memang tempatnya salah, tergantung bagaimana kita mengolah hati kita hanya untuk satu kata memafkan, atau mengampuni (kata seseorang). Sekali lagi aku minta maaf atas segala kesengajaan menyakiti hati kalian semua. Semoga Ramadhan tahun ini barakallah. Amin.
Img4 : Ramadhan 2013